KOMPAS.com - Telaga Warna adalah sebuah objek wisata alam yang berada di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Lokasi Telaga Warna berada di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut dan memiliki luas sekitar 40 hektar.
Baca juga: Asal-usul Telaga Warna, Kisah Kerajaan yang Tenggelam Akibat Ulah Putri yang Gila Harta
Selain lokasinya berada di dataran tinggi yang sejuk, daya tarik Telaga Warna adalah lokasinya yang dikelilingi oleh bukit-bukit tinggi yang makin menambah pesona keindahan alamnya.
Saat ini pengelolaan Telaga Warna berada di bawah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah.
Baca juga: Telaga Sarangan, Tempat Wisata di Magetan yang Berbalut Mitos dan Legenda
Dilansir dari laman disparbud.wonosobokab.go.id, nama Telaga Warna diambil dari warna air yang kerap berubah-ubah.
Terkadang air di Telaga warna akan berubah warna menjadi hijau, kuning bahkan berwarna-warni seperti pelangi.
Baca juga: Mengenal Telaga Merdada, Telaga Terluas di Dataran Tinggi Dieng
Alasan dari fenomena unik tersebut adalah karena air telaga mengandung sulfur yang cukup tinggi, sehingga saat sinar matahari mengenainya, maka warna air telaga tampak berwarna warni.
Telaga Warna menarik banyak wisatawan lokal untuk berkunjung, terlebih karena jaraknya hanya sekitar 1,3 km dari pertigaan dengan tulisan “Welcome to Dieng Wonosobo”.
Dilansir dari Kompas.com (30/07/2022), lokasi tempat wisata ini juga berdekatan dengan tempat wisata di Dieng lainnya seperti Candi Arjuna dan Kawah Sikidang.
Namun wisatawan harus memperhatikan jadwal kunjungan yaitu mulai pukul 06.00-16.00 WIB.
Sementara harga tiket masuk ke Telaga Warna adalah Rp 22.000 untuk wisatawan domestik dan antara Rp 164.000-117.000 untuk turis asing.
Dilansir dari buku berjudul Misteri Telaga Warna karya Eem Suhaemi (2016), berikut adalah cerita legenda di lokasi ini.
Alkisah di Kerajaan Kuta Tanggeuhan hiduplah Ratu Purbamanah dan Prabu Swarnalaya.
Mereka merasa merasa sedih karena tidak kunjung memiliki anak, hingga ahli nujum istana memberi saran kepada Ratu Purbamanah.
Berkat saran tersebut, keduanya dikaruniai anak bernama Nyi Mas Ratu Dewi Rukmini Kencana wungu atau Dewi Kuncung Biru.
Dewi Kuncung Biru sangat manja di mana semua keinginannya harus bisa segera dipenuhi.
Hingga pada ulang tahunnya yang ke-17, Dewi Kuncung Biru meminta pakaian terindah dan perhiasan mewah.
Tak sampai di situ, Dewi Kuncung Biru ingin setiap helai rambutnya dilapisi dengan perhiasan emas.
Prabu Swarnalaya yang mendengar permintaan Dewi Kuncung Biru naik pitam karena menganggap permintaan tersebut terlalu berlebihan.
Namun rakyat yang terlalu sayang kepada sang putri rela mengumpulkan harta benda yang tidak seberapa untuk membuat Dewi Kuncung Biru senang.
Ketika pesta digelar, Dewi Kuncung Biru dengan semangat segera meminta hadiahnya.
Namun sikap Dewi Kuncung Biru berubah ketika melihat perhiasan yang dikumpulkan rakyat.
Ternyata Dewi Kuncung Biru tidak menyukai bentuk perhiasan tersebut dan kembali merajuk untuk diberi perhiasan yang lebih indah.
Namun seketika langit berubah gelap diikuti dengan datangnya hujan, badai, dan petir.
Akibat sikap Dewi Kuncung Biru, bencana pun datang dan menenggelamkan Kerajaan Kuta Tanggeuhan.
Kemudian Kerajaan Kuta Tanggeuhan berubah menjadi telaga yang airnya berwarna-warni, yang konon berasal dari warna perhiasan sang puteri.
Sumber:
disparbud.wonosobokab.go.id
labbineka.kemdikbud.go.id
travel.kompas.com (Penulis/Editor : Anggara Wikan Prasetya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.