Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Penebangan 23 Pohon di SMAN 1 Semarang, Alumni Bersikukuh Lanjutkan Somasi dan Proses Hukum

Kompas.com - 13/02/2023, 16:34 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com-Merespon penebangan 23 pohon di lingkungan SMA Negeri 1 Semarang pada akhir Januari lalu, para alumni bersikukuh melanjutkan somasi terhadap Kepala SMAN 1 Semarang dan menempuh proses hukum.

“Sudah melakukan somasi Kepala Sekolah dan melapor ke Polrestabes Semarang pada 27 Januari, ini tetap kami lanjutkan ke jalur hukum. Ditreskrimsus sudah menurunkan personil ke sekolah dan Disperkim, masih proses penyelidikan,” ujar Ketua Alumni Agus Susantijono, Senin (13/2/2023).

Baca juga: BMKG Ungkap Penyebab Angin Kencang di Bandung, Imbau Warga Tak Berdiri Dekat Pohon

Meski sebelumnya telah berkomunikasi dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan diminta menyelesaikan masalah secara kekeluargaan, pihaknya menolak.

Pasalnya, sejak awal Kepala Sekolah tidak pernah menyampaikan rencana penebangan kepada para alumni yang aktif berkontribusi untuk SMA N 1 itu.

Belum lagi, berbeda dengan pernyataan Kedala SMAN 1 Semarang, Agus mendapati bila sejumlah pohon yang ditebang tidak berizin.

“Saya tegaskan itu tidak ada izinnya, saya tanya Kepala Sekolah juga tidak bisa menunjukan adanya surat permohonan untuk menebang pohon saat ke sekolah tanggal 21 Januari,” beber Agus.

Baca juga: Kementerian Pertanian Tanam 11.000 Bibit Pohon Kelapa Genjah di Kediri

Begitu pun saat penebangan berlangsung pada (26/1/2023), pihaknya menanyakan izin kepada pegawai Disperkim yang bertugas di lapangan, tapi mereka tidak bisa menunjukkan surat izin dari atasannya.

Dia menjelaskan bila penenbangan awalnya diinisiasi oleh Kepala SMAN 1 Semarang dengan dalih pohon sudah tua dan lapuk. Sehingga membahayakan peserta didik dan masyarakat sekitar.

Namun saat pihaknya memeriksa dan mendata pohon di sana, Agus mendapati bila 23 pohon yang ditebang atas perintah Kepala SMAN 1 Semarang bukanlah pepohonan tua dan rawan tumbang, tapi pohon yang masih kokoh.

“Pohon yang ditebang bukan yang rantingnya patah yang dikeluhkan warga, atau yang menimpa mobil alumni, justru malah pohon-pohon yang dikeluhkan warga sekitar belum dilakukan pemangkasan,” jelas Agus.

Pihaknya sangat menyayangkan sikap sekolah menebangi pepohonan yang bernilai ekologis tinggi Seperti trembesi, jati, dan mahoni.

Padahal pepohonan itu dinilai mampu menyerap puluhan ribu kilo emisi karbon setiap tahunnya dan menekan terjadinya perubahan iklim.

“Katanya pohon yang ditebang dijual ke pabrik tahu untuk kayu bakar, ya enggak mungkin, orang itu pohon-pohon mahal kok,” tegasnya.

Baginya, somasi yang dilayangkan dan jalur hukum yang ditempuh merupakan wujud tanggung jawab para alumni atas keprihatinan terhadap penebangan.

“Ini tidak sesuai dengan Perda Kota Semarang No. 8 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Pohon Pada Ruang Terbuka Hijau Publik, Jalur Hijau Jalan Dan Taman,” tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

4 Anggota KKB Dilumpuhkan di Pegunungan Bintang

4 Anggota KKB Dilumpuhkan di Pegunungan Bintang

Regional
Mengenal Komunitas Barstunt Semarang, Andalkan Tiang Besi dan Kekuatan Tubuh

Mengenal Komunitas Barstunt Semarang, Andalkan Tiang Besi dan Kekuatan Tubuh

Regional
Korban 'Bullying' di Cilacap Alami Lebam dan Patah Tulang Rusuk

Korban "Bullying" di Cilacap Alami Lebam dan Patah Tulang Rusuk

Regional
Petambak di Karimunjawa Tolak Tambak Udang Ditutup, Disebut Belum Ada Kajian

Petambak di Karimunjawa Tolak Tambak Udang Ditutup, Disebut Belum Ada Kajian

Regional
Kasus 'Bullying' di Cilacap, Kakak Korban: Kami Minta Keadilan yang Seadil-adilnya

Kasus "Bullying" di Cilacap, Kakak Korban: Kami Minta Keadilan yang Seadil-adilnya

Regional
Universitas Andalas Temukan Dugaan Penyelewengan Dana Kemahasiswaan Rp 613 Juta

Universitas Andalas Temukan Dugaan Penyelewengan Dana Kemahasiswaan Rp 613 Juta

Regional
[POPULER NUSANTARA] Viral Video Truk Rombongan TNI Diadang Minibus | Ormas Geruduk Mie Gacoan Medan

[POPULER NUSANTARA] Viral Video Truk Rombongan TNI Diadang Minibus | Ormas Geruduk Mie Gacoan Medan

Regional
Cerita Hakim MK Saldi Isra 4 Kali Gagal Masuk Perguruan Tinggi

Cerita Hakim MK Saldi Isra 4 Kali Gagal Masuk Perguruan Tinggi

Regional
Prakiraan Cuaca di Semarang Hari Ini, 30 September 2023: Siang Cerah Berawan, Suhu 35 Derajat Celcius

Prakiraan Cuaca di Semarang Hari Ini, 30 September 2023: Siang Cerah Berawan, Suhu 35 Derajat Celcius

Regional
Naik Status, Pelabuhan Peti Kemas Palaran Samarinda Resmi Jadi Objek Vital Nasional

Naik Status, Pelabuhan Peti Kemas Palaran Samarinda Resmi Jadi Objek Vital Nasional

Regional
Tekan Angka Kriminalitas di Kupang, Polisi Sita 235 Liter Miras Lokal

Tekan Angka Kriminalitas di Kupang, Polisi Sita 235 Liter Miras Lokal

Regional
Geger 'Bullying' Siswa SMP Cilacap, KPAI Turun Tangan

Geger "Bullying" Siswa SMP Cilacap, KPAI Turun Tangan

Regional
Pembayaran Ganti Rugi Lahan Tahap Akhir di Wadas Batal, Warga Hanya Serahkan Surat Penolakan lalu Pulang

Pembayaran Ganti Rugi Lahan Tahap Akhir di Wadas Batal, Warga Hanya Serahkan Surat Penolakan lalu Pulang

Regional
Sosok Ketua Geng Pelaku 'Bullying' Cilacap, Juara Silat dan Pernah Dikeluarkan dari Sekolah

Sosok Ketua Geng Pelaku "Bullying" Cilacap, Juara Silat dan Pernah Dikeluarkan dari Sekolah

Regional
Pensiunan Guru di Purworejo Ditemukan Meninggal di Rumahnya, Ketahuan karena Bunyi HP

Pensiunan Guru di Purworejo Ditemukan Meninggal di Rumahnya, Ketahuan karena Bunyi HP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com