SUMBAWA, KOMPAS.com- Selama belasan tahun, Nurul Hidayati (46), Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Jurumapin, Kecamatan Buer, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) seolah menghilang tanpa kabar.
Adik kandung Nurul, Fitriawati (38) mengatakan, sang kakak menjadi TKI di Kota Taif, Arab Saudi sejak 15 tahun lalu. Semenjak saat itu pula Nurul tak bisa dihubungi.
Baca juga: Cerita Dodo dan Upaya Menyudahi Penggunaan Merkuri di Pertambangan Rakyat Sumbawa
Fitri mengatakan, pada Juli 2011 banjir bandang menerjang desa tempat tinggal keluarga mereka di Sumbawa.
Semua perangkat komunikasi hilang terbawa arus banjir, sehingga tak ada lagi jejak yang bisa menghubungkan mereka dengan Nurul.
"Kami coba berbagai upaya untuk bisa komunikasi dengan kakak saya Nurul, termasuk bongkar barang di rumah tapi tidak ketemu apa-apa," katanya, Jumat (10/2/2023).
Baca juga: Remaja Tewas Tenggelam Saat Mandi di Bendungan Batu Bulan Sumbawa
Setelah belasan tahun berlalu, pihak keluarga menemukan sebuah koper. Di dalam koper tersebut terdapat secarik kertas berisi perjanjian kerja.
Mereka bahagia lantaran di sana tertera nomor telepon majikan Nurul.
"Kami telpon majikan, tetapi kata majikan bahwa Nurul kabur. Kami juga tidak berhenti mencari kabar," ucapnya.
Baca juga: Menaker Kaji Usulan Gubernur NTB soal Pekerja Migran Tujuan Malaysia Wajib Bawa Keluarga
Tepatnya di akhir Januari 2022, Nurul akhirnya menghubungi keluarganya.
Saat itu, Fitri dan keluarga hampir tidak percaya bisa mendengar kembali suara Nurul.
"Kami menangis terharu, saat ditelepon. Dan kakak saya bilang ini Nurul. Kami berbicara lewat telepon pada Januari 2022 dengan kakak saya," katanya.
Kepada keluarga, Nurul mengabarkan bahwa selama ini tak bisa menghubungi keluarganya lantaran sang majikan tidak memberinya izin memegang alat komunikasi.
Sedangkan Nurul memutuskan kabur dari sang majikan karena mengaku gajinya tidak diberikan secara lancar dan tidak diizinkan pulang kampung.
Fitri menjelaskan, selama bekerja sebagai TKI, Nurul hanya satu kali mengirimkan uang pada keluarga yakni pada 2011, yakni sekitar Rp 14 juta.
Baca juga: Bawaslu Sebut Bupati Dompu dan 5 ASN Akui Kenakan Atribut Partai Saat Safari Anies di Bima NTB
Setelah itu Nurul tak pernah mengirimkan uang.