Mengingat hari mulai gelap, Kompas.com menyempatkan untuk menaiki puncak tebing di sebelah barat pantai dengan menapaki ratusan anak tangga.
Jarak yang ditempuh kurang lebih 1 km dan memerlukan waktu sekitar 15 menit jalan kaki. Hanya saja medan yang menanjak, cukup menguras tenaga kami.
Saat menaiki tangga menuju puncak, di sebelah kanan terlihat biru laut Pantai Klotok. Tak kalah eksotis, pantai itu memiliki sisa reruntuhan dermaga mangkrak dan pemecah ombak buatan.
Saat kembali berjalan, mata ini disuguhi barisan ribuan bukit karst Gunung Sewu bak tembok raksasa yang membentang dari Gunung Kidul hingga Pacitan.
Baca juga: Gunung Batur, Pemilik Geopark Pertama di Indonesia yang Diakui UNESCO
Setibanya di puncak tebing, Ahli Geologi UPN Veteran Yogyakarta Jatmiko menceritakan proses terbentuknya pantai yang dikontrol oleh patahan batuan gamping itu.
“Setiap lekuk teluk ini awalnya matinya gunung api purba, (dulu) masih gunung api bawah laut, maka tumbuhlah batu gamping ini yang kita lihat berlapis-lapis itu,” terangnya kepada Kompas.com.
Lapisan demi lapisan batuan gamping tumbuh dan menempel pada gunung api purba. Kemudian gunung api terangkat ke atas permukaan laut pada 10 juta tahun lalu. Ini menjadikan pegunungan selatan didominasi batuan gamping.
“Nah kemudian karena sifat batu gamping mudah larut, mudah pecah, banyak retakan, setiap terkena ombak laut, maka terjadi abrasi, terkikis. Maka retakan-retakan yang sejajar dengan pantai itu ambrol, sehingga akan terbentuk pantai terjal yang disebut cliff (tebing/jurang),” lanjut Jatmiko.
Selanjutnya, dia menambahkan bila di bibir pantai tidak diberi pemecah ombak, maka akan mempercepat abrasi. Lalu akses jalan beraspal di atasnya bakal tergerus dan garis pantai terus mundur.
Baca juga: Banyak Rumah Warga Rusak akibat Angin Kencang, GM Ijen Geopark: Bukit Sudah Mulai Hilang...
“Kalau untuk bisa dipertahankan untuk wisata ya di bawahnya harus diberi pemecah ombak, atau kalau (patahan batu gamping yang terkikis ombak) sudah ada yang jatuh seperti itu dibiarkan, jangan malah dibuang, karena dia sebagai pemecah ombak alami,” jelas Jatmiko.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.