Pada perioda 1-7 Februari 2023 terekam 162 kali gempa guguran, 54 kali gempa hembusan, 66 kali gempa fase banyak, 3 kali gempa vulkanik dangkal, 23 kali gempa vulkanik dalam, 3 kali gempa tektonik lokal, 1 kali gempa terasa (MMI I) dan 42 kali gempa tektonik jauh.
Dari hasil evaluasi, pengamatan visual terhadap tinggi kolom asap masih belum menunjukan adanya perubahan yang signifikan, tinggi kolom asap umumnya mash berkisar antara 50-150 meter di atas puncak.
"Namun kejadian guguran pada kawah Utama semakin meningkat sejak 4 Februari 2023. Guguran lava meluncur ke arah kali Batang, kali Batuawang serta kali Beha barat sejauh sekitar 1.000 meter dari puncak, sinar api masih belum tampak, suara gemuruh guguran lava kadang terdengar di pos," ujarnya.
Kondisi kawah Utara masih tampak adanya api diam pada tubuh kubah lava, asap kawah belum mengalami perubahan yang signifikan.
"Berdasarkan data instrumental, gempa guguran menunjukan peningkatan sejak 18 Januari 2023, dan semakin meningkat pada 6 Februari 2023 sehingga terekam sebanyak 43 kejadian, dan pada 7 Februari 2023 gempa guguran meningkat menadi 62 kejadian per hari," tuturnya.
Kondisi terjadinya guguran yang meningkat menunjukkan peningkatan suplai magma ke permukaan yang menyebabkan penambahan material kubah dan juga ketidakstabilan pada kubah lava.
"Pergerakan magma kepermukaan dalam laju rendah ini kemungkinan akan dikuti dengan terjadinya erupsi efusif," jelas Muhammad Wafid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.