Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bernostalgia di Kafe Gethe, "Permata Terpendam" Kuno nan Unik di Tengah Kota Semarang

Kompas.com - 08/02/2023, 19:28 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Jika berkunjung ke Kota Semarang, belum lengkap rasanya jika belum datang ke Kafe Gethe.

Kafe yang disebut sebagai hidden gem anak-anak muda Semarang ini berada di tengah padatnya rumah penduduk, tepatnya di kawasan Kampung Sekayu, Kota Semarang.

Tampak depan, bangunan kafe ini hanya seperti sepetak rumah tua yang dihiasi aksesoris-aksesoris jadul. Ada lukisan, foto-foto lama yang menggantung, hingga lampu bohlam yang menerangi tiap sudut ruangan.

Baca juga: Mengintip Bumdes Megulungkidul, Beromzet Rp60 Juta Per Bulan dari Kafe dan Taman Anggur

Namun saat masuk ke dalam, pengunjung akan terpukau dengan makna yang terselip pada setiap perabot yang dipajang.

Pemilik Kafe Gethe, Ari Purbono, menuturkan, kedai sederhana miliknya itu memang dikonsep layaknya rumah kuno untuk bernostalgia mengenang kehidupan masa lalu.

Tidak hanya bangunannya, Kafe Gethe juga mengusung konsep zaman dulu pada cara penyajian, pembayaran, hingga penamaan menu makanan ataupun minumannya.

"Di sini memang sengaja konsepnya jadul, tidak ada televisi, wifi, kami juga tidak pakai transaksi digital. Bukannya anti modern, tapi saya ingin mengingatkan bahwa begitulah budaya kehidupan di masa lalu. Orang ngopi ya sambil ngobrol," tutur Ari kepada Kompas.com, Rabu (8/2/2023).

Di samping itu, Ari juga ingin mengenalkan Kampung Sekayu kepada siapapun yang berkunjung ke Kafe Gethe.

Menurut dia, Sekayu memiliki banyak cerita sejarah yang jarang diketahui khalayak luas. Sehingga, dirinya menyediakan sejumlah buku bacaan tentang Semarang, bahkan juga menempel kutipan dari seorang sastrawan Semarang, NH Dini.

Baca juga: Ada Kafe Kucing di Depok, Bisa Nongkrong Bareng Anabul

"Mengutip kata-kata NH Dini di bukunya berjudul Sebuah Lorong di Kotaku, yang memberi makna bahwa kita berada di tengah kampung yang problemnya banyak, tapi kita juga harus cinta dan peduli dengan kampung kelahiran NH Dini ini," jelas dia.

Di Kafe Gethe, pengunjung bisa memilih berbagai makanan ataupun minuman. Pada lembar menu, Ari menaruh sebutan makan dan minum dengan bahasa prokem Semarangan, yaitu Kahath yang berarti mangan (makan), Ngoce berarti ombe (minuman), dan Ciak untuk kudapan.

Dalam hal ini, Ari menawarkan menu-menu unik yang diracik oleh dia dan sang istri. Beberapa di antaranya, Wedang NH Dini, Kopi Mas Wali, Kopi Mbak Dewan, Jus Ngetham, Es Ngoce Sekayu, dan masih banyak lagi.

"Kalau kemarin yang sempet viral itu Wedang NH Dini, banyak yang cari. Itu seperti teh tapi dari bunga rosela," tutur Ari.

Uniknya, harga yang ditawarkan pada setiap menu juga cukup terjangkau, mulai dari Rp 8.000 hingga Rp 25.000.

Baca juga: 7 Kafe Hidden Gem di Jakarta Timur, Ada yang di Tepi Sungai

Salah satu pengunjung, Nurul Makiyah, mengaku, sangat senang bisa menemukan salah satu kafe hidden gem di Kota Semarang.

Selain harga yang terjangkau, Nurul menyebut, suasana di Kafe Gethe juga membawa vibes ketenangan.

"Baru tahu kalau ada kafe seunik dan senyaman ini. Harganya juga pas di kantong," ucap Nurul.

Dirinya menyebut, Kafe Gethe sangat rekomended bagi orang-orang yang ingin bersantai dan bercerita panjang bersama kawan-kawan.

"Recommended sekali. Karena di sini tidak ada wifi jadi kita bisa banyak ngobrol daripada main hp, atau buka laptop," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Regional
Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Regional
Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Regional
Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com