BLORA, KOMPAS.com - Sejumlah sapi milik warga di Kabupaten Blora, Jawa Tengah terjangkit wabah Lumpy Skin Disease (LSD).
Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan ( DP4) Kabupaten Blora, Raden Gundala Wejasena angkat bicara terkait wabah LSD yang menyerang hewan ternak tersebut.
Baca juga: Antisipasi Penyebaran LSD, Pemkot Padang Sembelih 10 Sapi yang Terinfeksi
Gundala mengatakan, pihaknya sudah turun tangan menangani wabah LSD. Namun, ada sejumlah kendala untuk mengatasi wabah tersebut.
"Ya. Kita sudah turun tangan tapi kita kekurangan tenaga," ucap dia saat dihubungi wartawan, Rabu (8/2/2023).
Menurutnya, penyakit LSD sulit untuk dikendalikan karena penyebarannya yang melalui serangga seperti nyamuk hingga lalat.
Gundala mengatakan untuk mencegah penularan penyakit pada hewan ternak, warga harus menjaga kebersihan kandang, menjaga kebersihan seperti tidak menumpuk kotoran di sekitar kandang yang menjadi sarang lalat.
"Kebiasaan sapi dibediangi agar tidak digigit nyamuk atau jingklong ini diteruskan. Merupakan local wisdom yang sangat bermanfaat untuk pengendalian LSD," ujarnya.
Selain itu, kotoran hewan sebaiknya langsung diolah menjadi pupuk organik dan dibuang ke sawah sehingga lahan pertanian menjadi subur.
Sekedar informasi, sebanyak 6 ekor sapi milik warga di Desa Temulus, Kecamatan Randublatung, terjangkit LSD. Sapi-sapi tersebut mengalami benjolan di sekujur tubuhnya.
Kasus tersebut diketahui ketika mantri hewan akan memberi vaksin kepada sapi yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Di tengah perjalanan, ternyata ditemukan sapi milik warga yang terjangkit LSD.
Diketahui sapi yang terjangkit LSD mengalami gejala bercak hitam di atas mata, demam, nafsu makan berkurang dan kulit berbenjol sampai mengeropeng.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.