SEMARANG, KOMPAS.com- Ada satu kue unik yang menjadi kuliner khas Kota Semarang.
Biasanya, kue ini ramai diburu saat perayaan menyambut Ramadhan, yaitu pada tradisi Dugderan.
Kue berwarna coklat ini berbentuk segi empat yang memanjang layaknya bantalan rel kereta api. Sehingga, masyarakat Semarang menamai kue ini dengan sebutan Kue Ganjel Rel.
Baca juga: Puskesmas Kulon Progo Ini Rayakan Imlek dengan Bagi-bagi Angpau dan Kue Keranjang
Uniknya, Kue Ganjel Rel terbuat dari bahan dasar rempah-rempah. Tidak hanya itu, terdapat pula taburan wijen sebagai topping kue khas Kota Lumpia ini.
Pemilik Oemah Ganjel Rel, Aunil Fadlilah, menuturkan, kue Ganjel Rel termasuk salah satu warisan budaya di Semarang.
Konon, kue ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Dulunya, mereka menyebut kue Ganjel Rel dengan nama Onbitjkoek.
"Dulu masyarakat Belanda membuat Onbitjkoek dari bahan tepung terigu, telur, gula pasir, margarin, dan ditaburi almond atau kenari. Tapi kalau pribumi tidak mampu pakai bahan itu, makanya diganti rempah-rempah," jelas Aunil kepada Kompas.com, Selasa (7/2/2023).
Seiring berjalannya waktu, para pribumi mengembangkan resep tersebut dengan kearifan lokal. Yaitu menggunakan rempah-rempah, tepung gaplek, tanpa telur, bahkan juga tanpa margarin.
Baca juga: Cerita Satu Keluarga Empat Agama di Kota Jambi Sambut Imlek, Buat Kue Kering hingga Siapkan Angpau
Sehingga, olahan yang dihasilkan akan sedikit bantat dan lengket. Dengan demikian, Aunil menyebut, harus ada selingan minuman sebagai pendorong saat makan Kue Ganjel Rel.
"Dulu waktu kecil, kalau saya makan Ganjel Rel lengket semua di mulut. Karena dari gaplek itu, makanya harus ada dorongannya teh atau kopi," tutur Aunil.
Dalam perjalanannya, imbuh Aunil, Kue Ganjel Rel semakin berkembang pada tahun 1970-an. Namun, pada era 1990, Kue Ganjel Rel ini sudah hampir punah, bahkan di pasar tradisional sekali pun.
Lestarikan warisan budaya
Terlepas dari itu, pada tahun 2009 lalu, Aunil dipercaya oleh takmir Masjid Agung Kauman Semarang dan Wali Kota Semarang untuk membuat kue khas yang akan dibagikan saat tradisi Dugderan.
Awalnya, dirinya tidak terbesit akan membuat Kue Ganjel Rel. Namun karena berbagai macam diskusi, terjadilah kesepakatan untuk membuat kue khas Kota Semarang satu ini.
"Waktu itu saya sering lihat bulik saya buat roti, jajanan pasar di rumah. Berbekal pengetahuan itulah akhirnya saya bisa bikin Ganjel Rel. Lalu beberapa hasil olahan jadi, saya sodorkan ke Masjid Kauman, terpilihlah satu yang paling pas," tutur Aunil.