Indra penciuman komodo sangat tajam berkat adanya organ Jacobson di bagian langit-langit rongga mulut.
Organ ini merupakan sensor syaraf, yang berfungsi mendeteksi partikel kimia atau aroma yang ditangkap oleh ujung lidah dari udara, maupun permukaan tanah, untuk selanjutnya diinformasikan ke otak.
Baca juga: Sempat Hilang Kontak Saat ke Pulau Padar TN Komodo, Kapten Speedboat dan 4 Wisatwan Selamat
Kadal raksasa ini memiliki dua jenis kelopak mata.
Kelopak mata bagian luar berfungsi untuk menutup mata, sedangkan kelopak bagian dalam berupa lapisan kartilago, yang secara rutin menyapu permukaan mata dari arah samping.
Selanjutnya, komodo memiliki empat kaki. Masing-masing dilengkapi lima jari dengan cakar runcing yang melengkung tajam.
Cakar runcing tersebut berfungsi untuk mencengkeram mangsa, menggali sarang, dan pada komodo anakan, berfungsi untuk memanjat pohon.
"Komodo pandai berenang, tapi tidak suka berenang," ujar dia.
Baca juga: Solo Safari Dibuka untuk Umum, Bisa Lihat Komodo
Arief yang sudah 18 tahun meneliti tentang komodo menjelaskan mengenai cara komodo berkembang biak.
Mulai dari komodo betina yang bekerja ekstra menggali lubang sedalam dua hingga tiga meter untuk menyimpan telurnya.
Menurutnya, rata-rata komodo bisa bertelur hingga 21 telur dalam satu sarang. Sedangkan, maksimal bisa mencapai 38 telur.
Baca juga: Fakta Kecelakaan Rantis Komodo REV dan Honda Vario di Purwakarta, Penjelasan TNI hingga Cerita Warga
Setelah itu, telurnya menetas di penghujung musim hujan, antara bulan Februari hingga April.
"Untuk jenis kelamin anakan komodo, tidak ditentukan oleh suhu, selama masa inkubasi," ungkap Arief.
Anakan komodo lanjut dia, berwarna cerah dengan panjang sekitar 40 sentimeter dan bobot tubuh kurang dari 100 gram.
Untuk makan, kata Arief, anakan komodo hanya memakan serangga, tokek, kadal kecil dan telur burung.
Baca juga: Sinopsis Komodo Dragons, Film Dokumenter National Geographic