Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 07/02/2023, 21:05 WIB

MANOKWARI, KOMPAS.com - Yulianus Dowansiba, pria asal Kabupaten Pegunungan Arfak ini menghabiskan separuh usianya untuk bekerja sebagai tenaga honorer di Pemerintah Provinsi Papua Barat. Ia menjadi tenaga honorer sejak berusia 20 tahun hingga kini beranjak usia 40 tahun.

"Sejak tahun 2010 saya mengabdi di Pemerintah Provinsi Papua Barat sebagai tenaga honor, hingga saat ini masih tetap setia jadi honorer, separuh usiaku ini telah mengabdi sebagai honor di provinsi " kata Yulianus, Selasa (7/2/2023).

Baca juga: Bawa Ganja dari Papua Nugini, Pria di Papua Barat Ditangkap Polisi

Yulianus tidak punya pekerjaan lain selain bergantung pada upah honorer yang ia terima. Gaji itu untuk menghidupi isteri dan anak-anaknya.

Pada awal masuk tahun 2010, ia tidak menerima gaji. Kemudian, setelah 2014, ia menerima SK honorer dengan gaji Rp 700.000. Kemudian, pada 2019, ia baru menerima gaji sesuai UMP atau sekitar Rp 2 juta lebih.

"Dengan usia seperti saya ini mau kerja apa yang menghasilkan, selain berharap upah honor sebagai tenaga honorer," ucap pria yang mengaku bekerja di Biro Pemerintahan Provinsi Papua Barat.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Sulteng, Sultra, Maluku, Malut, Papua, dan Papua Barat 1 Februari 2023

Tidak hanya Yulianus, nasib serupa juga dialami Zeth Yan Rumbiak (39). Ia bekerja sebagai tenaga honor dengan harapan dapat diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pengabdiannya seakan tak ada arti ketika tahun berganti tahun, namun statusnya tetap sebagai tenaga honorer.

Ia menjadi tenaga honorer mulai kepemimpinan Gubernur Abraham Oktovianus Ataruri, kemudian Gubernur Dominggus Mandacan hingga penjabat gubernur Paulus Waterpauw.

"Sebagai orang asli Papua tentu kitorang (kami) berharap diperhatikan dan diangkat sebagai PNS, tetapi hingga saat ini masih berstatus honor hingga usia melewati batas syarat pengangkatan" kata Rumbiak.

Rumbiak kini menjadi ketua Forum Honorer 512 Papua Barat. 512 merujuk pada angka total honorer yang mengabdi di berbagai dinas sejak tahun 2004 hingga tahun 2012.

Awalnya sebanyak 1.212 tenaga honorer yang mengabdi di Pemprov Papua Barat. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah tersebut berkurang dengan pengangkatan sebanyak 771 orang sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2018. Sedangkan sekitar 512 orang hingga saat ini nasibnya masih terkatung-katung.

Pemerintah Papua Barat pada 2020 menyerahkan SK pengangkatan CPNS kepada para tenaga honorer di Pemprov Papua Barat. Penyerahan dilakukan di halaman apel Kantor Gubernur. Namun, hingga saat ini para penerima SK CPNS belum mendapat kepastian SK PNS. Mereka juga tidak menerima nomor induk.

"SK P3K yang kami terima saat itu tidak punya nomor induk. Bahkan setelah diterima, setahun kemudian diganti lagi hingga saat ini surat edaran BKD tentang pemberkasan kembali P3K Pemprov Papua Barat," kata Leonardo Nussy, tenaga honorer di Bappeda Papua Barat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

15 Rumah Semi Permanen di Palembang Terbakar, Sejumlah Warga Terdampak Mengungsi

15 Rumah Semi Permanen di Palembang Terbakar, Sejumlah Warga Terdampak Mengungsi

Regional
Banjir Capai 1,5 Meter, Wilayah Kapuas Masih Berpotensi Diguyur Hujan hingga Senin

Banjir Capai 1,5 Meter, Wilayah Kapuas Masih Berpotensi Diguyur Hujan hingga Senin

Regional
Petugas Puskesmas Temukan Biskuit MTB Berjamur, Dinkes Lombok Timur: Kami Tarik Semuanya

Petugas Puskesmas Temukan Biskuit MTB Berjamur, Dinkes Lombok Timur: Kami Tarik Semuanya

Regional
Banjir Kapuas, BNPB Sebut 13.192 Jiwa Terdampak

Banjir Kapuas, BNPB Sebut 13.192 Jiwa Terdampak

Regional
3 Kasus Polisi Diduga Bunuh Diri, Ada yang Minum Sianida hingga Dugaan Masalah Asmara

3 Kasus Polisi Diduga Bunuh Diri, Ada yang Minum Sianida hingga Dugaan Masalah Asmara

Regional
Lokasi dan Jadwal Penukaran Uang Baru di Banyumas untuk Lebaran 2023

Lokasi dan Jadwal Penukaran Uang Baru di Banyumas untuk Lebaran 2023

Regional
Gunung Ile Lewotolok di NTT Meletus 52 Kali, Tinggi Kolom Abu Capai 700 Meter

Gunung Ile Lewotolok di NTT Meletus 52 Kali, Tinggi Kolom Abu Capai 700 Meter

Regional
Ganjar Optimistis Jembatan Juwana di Pati Selesai April Jelang Lebaran Mendatang

Ganjar Optimistis Jembatan Juwana di Pati Selesai April Jelang Lebaran Mendatang

Regional
Derita Maghfirah, Penderita Stunting dan Hidrosefalus yang Tak Bisa Menikmati Pelukan Ibunya

Derita Maghfirah, Penderita Stunting dan Hidrosefalus yang Tak Bisa Menikmati Pelukan Ibunya

Regional
Anggota DPR Pelalawan Pamer Tumpukan Uang, Mengaku Iseng dan Bantah Uang Itu Miliknya

Anggota DPR Pelalawan Pamer Tumpukan Uang, Mengaku Iseng dan Bantah Uang Itu Miliknya

Regional
Pelajar di Sikka Tertancap Anak Panah di Perut, Baru Sadar Setelah 10 Meter Berkendara

Pelajar di Sikka Tertancap Anak Panah di Perut, Baru Sadar Setelah 10 Meter Berkendara

Regional
Teuku Bob Ichsan Ditangkap Polda Sumbar karena Edit Foto Presiden Jokowi, Pelaku Dikenakan Wajib Lapor

Teuku Bob Ichsan Ditangkap Polda Sumbar karena Edit Foto Presiden Jokowi, Pelaku Dikenakan Wajib Lapor

Regional
Guru Pelajaran Agama Cabuli 4 Murid di Aceh Utara, Modus Minta Korban Baca di Sampingnya

Guru Pelajaran Agama Cabuli 4 Murid di Aceh Utara, Modus Minta Korban Baca di Sampingnya

Regional
Lokasi dan Jadwal Penukaran Uang Baru di Palu untuk Lebaran 2023

Lokasi dan Jadwal Penukaran Uang Baru di Palu untuk Lebaran 2023

Regional
Polda NTT Dapat 2 Kapal Baru untuk Cegah Kejahatan di Wilayah Perbatasan Negara

Polda NTT Dapat 2 Kapal Baru untuk Cegah Kejahatan di Wilayah Perbatasan Negara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke