SIKKA, KOMPAS.com - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), melaporkan jumlah warga yang terpapar HIV/AIDS mencapai 1.034 orang, 687 di antaranya adalah pria. Kasus ini terhitung sejak 2003.
Sekretaris KPA Kabupaten Sikka, Yohanes Siga menyebut, angka itu meningkat 34 kasus dari jumlah kasus pada Mei 2022 yang masih tercatat 1.000 kasus.
"Total penderita HIV/AIDS dari tahun 2003 sampai 2022 sebanyak 1.034 orang, 687 laki-laki, 387 perempuan," ujar Yohanes kepada Kompas.com di Maumere, Senin (6/2/2023).
Baca juga: Kasus DBD di Sikka Bertambah Jadi 120 Kasus, Didominasi Anak Usia Sekolah
Ia merinci, dari 1.034 kasus ini didominasi Ibu Rumah Tangga (IRT), yaitu 255 orang, lalu petani 167 orang, swasta 160 orang, Pekerja Seks Komersial (PSK) 39 orang, sopir 62 orang, balita 24 orang, mahasiswa 28 orang, pelajar 10 orang, satpam 7 orang.
Pegawai negeri sipil (PNS)/TNI/Polri 28 orang, buruh 48 orang, waria 7 orang, ojek 26 orang, koki 1 orang, anak buah kapal (ABK) 6 orang, karyawan 48 orang, nelayan 14 orang, tidak kerja 46 orang, tidak diketahui 21 orang.
Selain itu, perawat 2 orang, narapidana 1 orang, biarawan 1 orang, lain-lain 33 orang.
"Dari 1.034 orang, 217 orang meninggal dunia. Jadi memang kasus ini mulai ditemukan di Kabupaten Sikka sejak 2003, yakni 3 kasus. Lalu 2005 ada 7 kasus, dan meningkat terus sampai saat ini," katanya.
Yohanes mengatakan, KPA Sikka telah berupaya melakukan berbagai upaya pencegahan, sosialisasi dan edukasi secara terus menerus kepada masyarakat dan penderita.
Kegiatan ini juga melibatkan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan dan lembaga yang peduli dengan orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Upaya lain, lanjut dia, pembentukan dan pemberdayaan kelompok Warga Peduli AIDS (WPA) di sejumlah wilayah desa dan kelurahan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.