Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Kaget Kok Ada kayak Gini, Saya Sendiri Lupa kalau Pram Hari Ini Lahir"

Kompas.com - 06/02/2023, 10:52 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Halaman rumah masa kecil Pramoedya Ananta Toer yang berada di Kelurahan Jetis, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mendadak ramai didatangi masyarakat.

Rumah yang kini ditempati oleh Soesilo Toer itu mempunyai halaman yang cukup luas, tetapi kurang terawat.

Bertepatan dengan hari lahirnya Pramoedya Ananta Toer pada 6 Februari, sejumlah masyarakat yang mempunyai kekaguman dengan tokoh sastrawan tersebut bergerak untuk membersihkannya.

Baca juga: Mengenalkan Pramoedya Ananta Toer untuk Kalangan Muda di Tanah Kelahirannya Blora

Salah seorang aktivis lingkungan Kabupaten Blora, Eko Arifianto, mengatakan, kegiatan bersih-bersih lingkungan yang dilanjutkan dengan pementasan musik itu untuk mengenang sastrawan asal Blora yang mendunia tersebut.

"Hari ini kita mengadakan kegiatan dalam memperingati 98 tahun sastrawan Blora yaitu Pramoedya Ananta Toer, dengan melakukan giat kerja bakti bersih-bersih di rumah Pramoedya di Kelurahan Jetis," ucap Eko saat ditemui wartawan di lokasi, Senin (6/2/2023).

Dalam kegiatan tersebut, pihaknya turut mengajak perwakilan dari pemerintahan Kabupaten Blora, yang bekerja sama dengan kelompok pencinta karya Pram atau Pramis dari Blora dan Pati.

Selain untuk memperingati hari ulang tahun Pramoedya Ananta Toer, tujuan kegiatan kali ini juga diharapkan mampu mengenalkan pemikiran-pemikiran sastrawan tersebut tentang kebangsaan.

"Tujuan ke depan kita mencoba membumikan apa yang menjadi pemikiran dari Pramoedya Ananta Toer, yaitu terkait dengan semangat membangun negeri, membangun bangsa Indonesia. Salah satunya dengan menjaga lingkungan agar tetap lestari dan tetap bersih," terang dia.

Sementara itu, Soesilo Toer, adik dari Pramoedya Ananta Toer, merasa kaget dengan kegiatan tersebut. 

"Saya kaget kok ada kayak gini. Saya sendiri lupa kalau Pram hari ini lahir," kata Soes.

Soesilo Toer yang juga menyabet gelar doktor dari Institut Perekonomian Rakyat Plekhanov itu mengaku bahwa rumah yang ditinggalinya tersebut milik orangtuanya. Di rumah itulah Pram Pramoedya Ananta Toer menghabiskan masa kecilnya. 

Baca juga: Perpustakaan PATABA di Blora, Didirikan Soesilo Toer untuk Sang Kakak Pramoedya Ananta Toer

"Ini rumah masa kecil Pram, dibangun tahun 1923, jadi tahun 1925, Pram lahir bukan di sini, tapi di Jalan Gerdu Grenduwo. Ketika jadi tahun 1925, Pram pindah ke sini. Sampai tamat SD sampai kelas 7 sekolah di bapaknya, Institut Budi Utomo, yang saat ini SMP 5 Blora," terang dia.

Untuk diketahui, Pramoedya Ananta Toer atau akrab disapa Pram adalah seorang sastrawan Indonesia yang sangat produktif dalam menulis. Ia lahir di Blora pada 6 Februari 1925 dengan nama Pramoedya Ananta Mastoer.

Pram menghilangkan awalan “Mas” dalam bahasa Jawa pada namanya dan hanya menggunakan “Toer” karena merasa terlalu terkesan aristokratik. Pram juga dikenal sebagai penulis seri novel Tetralogi Buru yang di dalamnya terdapat novel berjudul Bumi Manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com