Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Hari Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi: Penyebab, Kronologi, dan Dampak

Kompas.com - 05/02/2023, 14:39 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Sehingga diputuskan untuk menyerang kapal De Zeven Provinciën tepat sebelum mereka memasuki Selat Sunda.

Konfrontasi terhadap pemberontakan di Kapal De Zeven Provinciën terjadi pada hari Jumat, 10 Februari 1933 yang dilakukan dari udara.

Pesawat Dornier D 11 kemudian menjatuhkan bom 50 kg dari ketinggian 1.200 meter yang mengenai titik di dekat anjungan De Zeven Provinciën dan langsung meledak.

Dampak Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi

Akibat serangan Pesawat-Dornier D 11, De Zeven Provinciën mengalami kerusakan pada beberapa bagian meski tidak cukup berat.

Namun korban jiwa dalam penyerangan tersebut cukup banyak akibat ledakan bom yang menghantam bagian geladak.

Sebanyak 19 orang tewas yang terdiri dari 3 orang Eropa dan 16 pribumi, termasuk di antaranya Paradja dan beberapa pemuka pemberontak.

Selain itu 11 orang luka berat yang terdiri dari 3 orang Eropa dan 8 orang pribumi, di mana empat orang di antaranya kemudian tewas.

Ada juga tujuh orang yang luka ringan, yaitu 2 orang Eropa dan lima orang pribumi.

Kapal De Zeven Provinciën kemudian menyerah dan berlayar menuju pulau Onrust, di mana para pemberontak ditahan di dalam bekas gedung karantina.

Adapun korban tewas dari awak Indonesia dimakamkan di Pulau Kerkhof; awak Eropa di Pulau Purmerend.

Selanjutnya, pada tahun 1933 para pemberontak dihadapkan dengan pengadilan militer.

Para awak Indonesia dijatuhi hukuman penjara antara 6 tahun sampai dengan 18 tahun, sementara awak Eropa, awalnya dijatuhi hukuman penjara antara 4 tahun sampai dengan 16 tahun.

Dalam pengadilan banding awak Eropa kemudian mendapat pengurangan hukuman.

Sementara dikutip dari laman Universitas Malahayati, Dampak dari Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi antara lain:

1. Gubernur Jenderal De Jonge mendapat dari berbagai pihak karena kebijakan yang diambil, termasuk dari kelompok orang Eropa yang ada di Hindia Belanda.

2. Kaum Nasionalis menjadi kambing hitam terhadap terjadinya peristiwa pemberontakan tersebut, karena pemerintah Hindia Belanda menjadi lebih ketat lagi dalam, mengawasi kegiatan kaum nasionalis.

3.Campur tangan pemerintah terhadap semua partai politik yang ada di Hindia Belanda semakin dalam.

4. Sejumlah media massa dibredel, pimpinan redaksinya ditahan, dan pergerakan nasional diberangus.

Sumber:
 malahayati.ac.id  
 penerbit.brin.go.id  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com