LOMBOK TIMUR, KOMPAS.com- Camat Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur Kamaruddin mengungkap alasan warga merusak dan membakar hotel milik PT. Temada Pumas Abadi, pada Selasa (31/2/2023) lalu.
"Warga ini kesal, karena pagar tembok yang dibangun oleh pihak hotel ini hampir tidak ada jarak dengan air pantai terlebih saat air pasang, sehingga warga tidak mempunyai akses," kata Kamaruddin dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (3/2/2023).
Baca juga: Hotel di Lombok Timur Dibakar Massa, Manajemen: Kalau Tak Direspons, Investor Lain Angkat Kaki
Pengerukan tembok sudah beberapa kali dilakukan masyarakat, terlebih saat menjelang agenda Bau Nyale di tempat itu.
"Sudah sering kalau perusakan tembok tahun-tahun sebelumnya, tapi rusaknya sedikit hanya untuk akses warga, tapi pagar dibangun lagi," kata Kamaruddin.
Baca juga: Pembakaran Hotel di Lombok Timur, Polisi: Disebabkan Konflik Lama akibat Pembangunan Tembok
Menurutnya, sebelum terjadi pembakaran, dirinya bersama Kapolsek dan Danramil sudah menemui massa.
Kamaruddin mengimbau warga tidak melakukan perusakan lagi.
Namun tak disangka, setelah pulang dari lokasi menemui massa, dirinya baru menerima informasi mengenai insiden pembakaran hotel.
"Kita sudah tenangkan massa, dan sudah sepakat untuk mediasi lagi di tingkat Kabupaten. Waktu itu tidak ada pihak menejemen hotel yang hadir, stelah kita bubar, baru terjadi pembakaran itu," kata Kamaruddin.
Menurut Kamaruddin, pihak kecamatan hanya bisa menengahi persoalan ini dan menyerahkan insiden tersebut ke pada pihak berwajib.
Sebelumnya Menejer Hotel PT Pumas Abadi Surya Jaya meminta, kasus tersebut harus dituntaskan untuk mengembalikan kepercayaan investor luar yang ingin mengembangkan usaha di bidang pariwista.
“Kalau ini tidak ada respons dari Pemda pemerintah setempat, baik keamanan dan kenyamanan saya yakin tidak ada investor yang mau melirik Lombok timur,” kata Surya dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (2/2/2023)
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 2 Februari 2023
Surya mengatakan, selama tuhuh tahun terakhir, pihak perusahaan mengalami masalah keamanan dan kenyamanan.
Namun pemerintah daerah tak pernah menanggapi saat manajemen melaporkan persoalan tersebut.
“Kalau dengan kejadian ini tidak ada respons dari pihak kepolisian dan pemerintah investor lain juga angkat kaki,” kata Surya.
Sebagai informasi, tembok yang dibangun tersebut terbuat dari batako dengan tinggi sekitar 2 meter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.