Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kota Saranjana: Lokasi, Asal-usul Nama, dan Peta

Kompas.com - 03/02/2023, 17:26 WIB
Dini Daniswari

Editor

 

KOMPAS.com - Kota Saranjana menjadi perbincangan di media sosial.

Hal tersebut berdasarkan, foto yang diambil wisatawan asal Makassar di Gunung Mamake, Kalimantan Selatan pada malam hari.

Foto tersebut menujukkan perbedaan dari alam yang sesungguhnya.

Pada foto terlihat seperti gedung dari deretan gedung seperti kota metropolitan yang terlihat dari kejauhan.

Dipercaya, Kota Saranjana sebagai kota gaib misterius yang melegenda di Kalimantan.

Keberadaan kota tersebut masih menjadi tanda tanya, meskipun pada peta zaman Hindia Belanda disebutkan terdapat kawasan yang bernama Tandjoeng Soerandjana.

Lantas, apakah Kota Saranjana itu nyata?

Kota Saranjana

Lokasi Kota Saranjana

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (10/01/2023) berdasarkan pendapat Dosen Pendidikan FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Mansyur, S.Pd., M.Hum menyebutkan bahwa terdapat beberapa versi terkait lokasi Kota Saranjana.

Pertama, konon Kota Saranjana terletak di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Versi kedua menyebutkan kota tersebut berada di Teluk Tamiang, Pulau Laut.

Baca juga: Menelusuri Kota Gaib Saranjana, Lokasi, Penamaan, hingga Sejarahnya

Dalam versi ketiga disebutkan secara lebih tegas bahwa lokasi daerah Saranjana terdapat di sebuah bukit kecil yang berada di Desa Oka-Oka, Kecamatan Pulau Laut Kelautan, Kalimatan Selatan.

Disebutkan bahwa Bukit yang berbatasan langsung dengan laut itu sangat indah dan cocok dijadikan sebagai destinasi wisata. Namun oleh masyarakat sekitar, tempat tersebut dianggap angker.

Peta Saranjana Zaman Kolonial

Mansyur yang juga Ketua Lembaga Kajian Sejarah, Sosial, dan Budaya Kalimantan tersebut mengatakan bahwa keberadaan Saranjana dalam perspektif sejarah adalah fakta.

Hal tersebut diperlihatkan oleh Salomon Muller, seorang naturalis yanng berkebangsaan Jerman dalam peta bertajuk "Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banermasing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedelte van Borneo" atau peta daerah pesisir dan pedalaman Borneo.

Peta yang menunjuk tahun 1845 silam ini menggambarkan, ada wilayah yang tertulis Tandjong (hoek) Serandjana.

Tandjong tersebut terletak di sebelah selatan Pulau Laut, atau tepatnya berbatasan dengan wilayah Poeloe Kroempoetan dan Poeloe Kidjang.

Dalam membuat peta, Muller telah mendapatkan pelatihan dari Museum Leiden.

Baca juga: Kotabaru: Antara Mistik Saranjana dan Role Model Pariwisata

Pada saat itu, Muller juga tengah melakukan perjalanan penelitian mengenai dunia binatang dan tumbuhan di kepulauan Indonesia.

Namun belum dapat dipastikan, apakah Muller pernah berkunjung ke Tandjong (hoek) Serandjana sebelum memetakannya.

Muller juga tidak pernah menyinggung kota ini dalam beberapa artikel yang diterbitakan Verhandelingen va het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.

Peta Saranjana termuat dalam Reizen en onderzoekingen in den Indischen Archipel, seri pertama yang diterbitkan oleh Staatsbibliothek zu Berlin.

Peta tersebut dibuat 18 tahun sebelum Salomon Muller meninggal dunia pada tahun 1863.

Sementara profesor geografi dan etnologi Belanda, Pieter Johannes Veth turut membagikan informasi mengenai Serandjana.

Informasi tersebut terdapat dalam kamus "Aardrijkskunding en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie: bewerkt naar de jongste en beste berigten", yang terdapat pada halaman 252, terbutan Amsterdam oleh P.N. van Kampen pada tahun 1869.

Veth menuliskan bahwa, "Sarandjana, kaap aan de Zuid-Oostzijde van Poeloe Laut, welk eiland aan Borneo's Zuid-Oost punt is gelegen".

Peta Salomon Muller, 1845Dosen Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Mansyur Peta Salomon Muller, 1845

Arti kalimat tersebut kurang lebih,"Sarandjana, tanjung di sisi selatan Poeloe Laut, yang merupakan pulau yang terletak di bagian tenggara Kalimantan".

Baca juga: Viral Foto Penampakan Kota Gaib Saranjana di Bukit Mamake Kalsel, Benarkah Ada?

Asal-usul Nama Saranjana

Sumber lain yang terkait Kota Saranjana, yang membuat mitos menjadi nyata harus dimulai dari kemitosannya.

Pertama, ditinjau dari sudut pandang bahasa, nama Saranjana, Sarangjana, atau Serandjana dalam tulisan naturalis Belanda mempunyai kesamaan dengan Sarangtiung.

Wilayah Seranjana berada di selatan Pulau Laut, sedangkan daerah Sarangtiung berada di utara Pulau Laut.

Untuk menunjukkan kesamaan dan adanya hubungan perlu pendalaman. Yang pasti, tinjaun bahasa tersebut menunjukkan tempat berupa 'sarang'.

Namun, Mansyur mengatakan bahwa untuk pembuktian unsur kesejarahan dalam konteks tersebut hanya sampai di sini.

Karena, belum ada sumber yang menunjukkan hubungan kedua wilayah tersebut. Artinya pendapat tersebut hanya pencocokan atau cocoklogi yang belum mampu sampai taraf hipotesis.

Kedua, jika dibandingan dengan kosakata India, "Saranjana" berarti tanah yang diberikan.

Pendapat tersebut juga masih dalam cocoklogi. Terlebih belum pernah ditemukan peninggalan "wujud budaya" hasil Indianisasi di Pulau Laut.

Baca juga: Viral Foto Penampakan Kota Saranjana, Begini Penjelasan Teknis Fotografinya

Ketiga, berdasarkan sumber lisan warga loga dalam publikasi, "Myths in Legend of Halimun Island Kingdom in Kotabaru Regency " oleh Normasunah.

Normasunah berpendapat bahwa sesuai mitos, Gunung Saranjana adalah jelmaan dari tokoh Sambu Ranjana dalam Legenda Kerajaan Pulau Halimun.

Dalam mitos itu, Raja Pakurindang mengatakan, "Sambu Batung, engkau dan Putri Perak tinggallah di utara pulau ini. Teruskan rencanamu membuka diri dan membaur di alam nyata. Dan engkau Sambu Ranjana tinggallah di selatan, lanjutkan niatmu menutup diri. Aku merestui jalan hidup yang kalian tempuh. Namun ingat, meskipun hidup di alam berbeda, kalian harus tetap rukun. Selalu bantu-membantu dan saling mengingatkan".

Kesimpulannya, nama Sambu Ranjana tersebut kemudian mengalami 'evolusi', dalam lidah lokal pelafalan menjadi 'Saranjana'.

Dugaan Kerajaan Saranjana Asal Suku Dayak Samihim

Sementara, apabila ditelusuri keberadaan Saranjana dalam perspektif ilmiah, terdapat dugaan bahwa Saranjana adalah wilayah kekuasaan dari suku Dayak yang mendiami Pulau Laut.

Suku Dayak tersebut adalah Dayak Samihim, subetnis suku Dayak yang tinggal di daerah timur laut Kalimantan Selatan.

Dengan bentuk negara suku dari suku Dayak Samihim, Kerajaan Saranjana muncul sebelum tahun 1660-an atau pada pra-abad ke-17 Masehi.

Kepala suku pertama adalah Sambu Ranjana yang semuanya menganut kepercayaan animisme.

Dalam perkembangannya, Sambu Ranjana mulai memperoleh pengaruh Hindu lama.

Baca juga: Merunut Jejak Sejarah dengan Wisata di Kotabaru

Pada akhirnya, kelompok suku Daya Samihim meninggalkan daerah Saranjana, akibat adanya perang dengan kekuatan asing yang datang menggunakan perahu, menyerang penduduk, dan menghancurkan wilayahnya.

Meskipun telah meninggalkan wilayahnya, nama pusat kekuasaan suku Dayak Samihim di Pulau Laut, masih bernama Saranjana.

Hipotesis Kota Seranjana

Hipotesis lain menyebutkan bahwa Saranjana merupakan mitos mengenai daerah atau pemerintahan kerajaan maju yang menjadi cita-cita Pangeran Purabaya dan anaknya, Gusti Busu dari Kerajaan Pulau Laut.

Sehingga wilayah Serajana adalah memori kolektif, yaitu sebagai negeri impian dari pemilik pertama tanah apanaze Pulau Laut.

Hipotesis kedua, mengarah kepada pemahaman bahwa Saranjana tidak nyata. Karena, posisi Saranjana hanya sebagai memori kolektif.

Lama kelamaan, kota ini menjadi mitos sebuah wilayah impian atau negeri angan-angan masyarakat pendukungnya.

Untuk itu, mitos tersebutlah yang berkembang sampai sekarang. Dalam mitos tersebut selalu digambarkan Saranjana menjadi wilayah yang maju.

(Penulis: Diva Lufiana Putri | Editor: Rendika Ferri Kuniawan)

Sumber:

kalsel.antaranews.com

www.kompas.tv

www.kompas.com

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Regional
Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Regional
Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Regional
Pilkada Manggarai Timur, Petahana Siprianus Habur Daftar ke Demokrat

Pilkada Manggarai Timur, Petahana Siprianus Habur Daftar ke Demokrat

Regional
Seekor Buaya yang Kerap Teror Warga di Maluku Tengah Ditangkap

Seekor Buaya yang Kerap Teror Warga di Maluku Tengah Ditangkap

Regional
Kasus Dugaan Pemalsuan Nilai di Fisip Untan Berlanjut, Kinerja Tim Investigasi Diperpanjang

Kasus Dugaan Pemalsuan Nilai di Fisip Untan Berlanjut, Kinerja Tim Investigasi Diperpanjang

Regional
Dapat Ucapan Selamat dari Kubu Ganjar dan Anies, Gibran: Terima Kasih Pak Ganjar, Pak Anies

Dapat Ucapan Selamat dari Kubu Ganjar dan Anies, Gibran: Terima Kasih Pak Ganjar, Pak Anies

Regional
Cerita Penumpang KMP Wira Kencana 'Terjebak' 5 Jam di Dermaga Pelabuhan Merak

Cerita Penumpang KMP Wira Kencana 'Terjebak' 5 Jam di Dermaga Pelabuhan Merak

Regional
Bazar Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024 Diharapkan Bantu Tingkatkan Perekonomian HST

Bazar Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024 Diharapkan Bantu Tingkatkan Perekonomian HST

Regional
Kota Tangerang Luncurkan Calendar of Events 2024, Tunjukkan Potensi Daerah dan Investasi

Kota Tangerang Luncurkan Calendar of Events 2024, Tunjukkan Potensi Daerah dan Investasi

Regional
Duel dengan Korban Saat Tepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Duel dengan Korban Saat Tepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Regional
Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila lalu Dapat Sepeda dari Jokowi...

Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila lalu Dapat Sepeda dari Jokowi...

Regional
Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Regional
Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com