Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sapto Waluyo
Dosen

Sosiolog dan Pendiri Center for Indonesia Reform (CIR)

Fajar Sadboy dan Cermin Buram Masyarakat Indonesia

Kompas.com - 03/02/2023, 13:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hal itu akan menimbulkan penilaian dalam benak masing-masing. Lalu, tiap orang akan menata dirinya, berganti pakaian atau memakai riasan, agar tampil lebih menarik.

Biasanya seseorang akan meminta saran dan pendapat keluarga atau rekannya tentang tampilan yang paling elegan.

Cermin dalam kehidupan nyata itu adalah masyarakat atau komunitas di mana kita berinteraksi. Perilaku manusia (social identity) biasanya mengikuti aturan, nilai, dan norma dalam masyarakat.

Norma dan nilai yang diterapkan dalam masyarakat akan membantu seseorang dalam mengenal dirinya dan sekaligus memproyeksikan peran dalam lingkungan sosialnya.

Cooley adalah sosiolog berkebangsaan Amerika Serikat, lahir 1864 di Ann Arbor, Michigan, dan meninggal di daerah yang sama pada 1929.

Cooley terpengaruh aliran romantisme yang mendambakan kehidupan bersama, rukun, dan damai yang biasanya wujud dalam masyarakat tradisional.

Ia melihat masyarakat modern, akibat revolusi industri dan berkembangnya kapitalisme, mudah goyah dan tak kuat memegang norma-norma sehingga sulit mencapai kehidupan yang rukun dan damai. Untuk itu diperlukan semacam patokan atau rujukan nilai sebagai cermin.

Beberapa karya Cooley, antara lain: Human Nature and Social Order (3 Jilid, 1902), Social Organization (1909), dan Social Process (1918).

Hubungan individu dan masyarakat merupakan interaksi yang saling mengisi. Individu berkembang di tengah masyarakat, menjalani kehidupannya dengan nilai dan norma, serta menjadi bagian dari masyarakat yang bersifat dinamis.

Sementara masyarakat memerlukan kumpulan individu yang saling bekerja sama agar dapat bertahan hidup dan saling mengatur atau menjaga diri, mungkin dari ancaman pihak lain.

Looking-Glass Self adalah konsep di mana seseorang bercermin pada masyarakat untuk menilai dirinya. Individu melihat dirinya sesuai dengan penilaian masyarakat melalui perkataan, tindakan, atau pandangan.

Seperti cermin diri, seseorang dapat melihat dirinya dengan jelas mulai ciri fisik: rambut, wajah, tubuh, atau kaki, hingga aksesoris yang ada padanya.

Sayang sekali, belum ada cermin yang bisa memantulkan karakter atau emosi seseorang secara instan. Teknologi artificial intelligent mungkin dapat membuat cermin ajaib suatu hari untuk menampilkan aspek psikologis dan emosi seseorang.

Individu dalam masyarakat juga akan mengidentifikasi dari mana dia berasal, bahasa, tata nilai dan norma yang ia patuhi, serta tujuan yag ingin dicapai.

Ia mampu mengenali dirinya melalui pandangan masyarakat akan kecerdasannya (atau kebodohannya), menarik atau buruk tampilannya, kharisma (atau pengaruh negatif dirinya), dsb.

Tanpa masyarakat, seseorang takkan mampu mengenali, mengidentifikasi, dan memahami dirinya dengan baik. Mungkin seseorang bisa melakukan refleksi atau meditasi sendirian, tapi bisa terjebak halusinasi atau disorientasi, bila tidak diuji dalam interaksi sosial.

Teori Cooley muncul sebelum berkembang pesatnya media massa (terutama televisi dan film layar) yang menimbulkan pencitraan kolektif.

Belum masuk juga era internet dan dunia digital, ketika masyarakat (real world) digantikan oleh warga dunia maya (netizen atau warganet) dan tampilan fisik bisa digantikan avatar atau jati diri virtual.

Fajar tampaknya sadar bahwa citra dirinya (self image) yang terbangun di dunia medsos sebagai remaja lugu dan cepat patah hati telah menjadi komoditas/atraksi baru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com