Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Kepsek Meninggal Saat Selingkuh di Hotel dengan Guru | Karut-marut Program Petani Milenial Jabar

Kompas.com - 03/02/2023, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Seorang kepala sekolah (kepsek) berinisial S (50) meninggal di salah satu hotel di Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (24/1/2023).

Ia meninggal saat kencan dengan seorang guru perempuan, MSR (39). Diduga keduanya adalah pasangan selingkuh.

Sementara di Jawa Barat, sejumlah peserta dari program unggulan Pemprov Jabar itu menghadapi sejumlah masalah pelik hingga harus berurusan dengan pihak bank.

Kesemrawutan program itu dikisahkan oleh Rizky Anggara (21), pemuda asal Lembang, Kabupaten Bandung Barat, yang ikut program di sektor budi daya tanaman hias.

Baca juga: Kepala Sekolah di Tulungagung Meninggal Saat Menginap di Hotel dengan Guru Perempuan, Diduga Pasangan Selingkuh

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut lima berita populer Nusantara selengkapnya:

1. Kepsek di Tulungagung meninggal di hotel

S (50), seorang kepala sekolah di Tulungagung meninggal di salah satu hotel pada Selasa (24/1/2023).

Saat itu ia sedang kencan dengan seorang guru perempuan, MSR (39). Kematian S mengungkap perselingkuhan di antara keduanya.

S dan MSR diketahui bekerja di sekolah yang sama, kemudian pergi ke sebuah hotel di Trenggalek pada Selasa pagi.

Kemudian kedua pasangan bukan suami istri ini tidur bersama di kamar hotel.

Selang beberapa jam, MSR melaporkan ke pihak hotel bahwa S tidak sadarkan diri dan sempat diberikan bantuan napas buatan.

Namun nyawa S tidak tertolong, hingga kejadian ini pun dilaporkan ke kepolisian.

Pakaian dari korban dan pelaku diamankan untuk menjadi bahan pemeriksaan. Berdasarkan keterangan MSR, korban tidak mengkonsumsi obat kuat saat berhubungan badan.

Baca juga: Kronologi Kepsek di Tulungagung Meninggal Saat Selingkuh dengan Guru SD di Hotel

2. WNA disergap pedagang ikan, dituduh curi uang

Ilustrasi video viralKOMPAS.COM/Shutterstock Ilustrasi video viral
MM (50), seorang warna negara asing (WNA) asal Iran disergap pedagang ikan di Pasar Ikan Pabean, Surabaya, Jawa Timur pada Selasa (31/1/2023) pukul 19.00 WIB.

Oleh para pedagang, WNA Iran itu dituduh hendak mencuri di tempat pedagang ikan bernama Atmari.

Kanit Reskrim Polsek Pabean Cantikan Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Iptu Fauzi mengatakan kegaduhan itu adalah salah paham.

Ia menyebut uang milik Atmari masih utuh. Kegaduhan yang memunculkan narasi percobaan pencurian itu dipicu saat warga melihat MM memegang laci meja dagangan Atmari.

Sementara itu Atmari mengaku mengamankan MM agar pria 50 tahun itu tak diamuk massa.

Fauzi membantah dugaan bahwa MM melakukan percobaan pencurian.

"Kalau memang dia kekurangan (uang) kayaknya enggak. Karena ada beberapa bendel uang dalam tas. Jadi mustahil (mencuri), soalnya saya lihat sendiri Dollarnya ada beberapa bendel gitu," kata dia.

Menurutnya, MM juga membawa dokumen perjalanan sebagai WNA dengan lengkap.

Baca juga: WNA Disergap Pedagang Ikan di Pasar Pabean Surabaya karena Dituduh Mencuri, Videonya Viral, Ini Kata Polisi

3. Anak korban pembunuhan di Malang trauma

Inafis Polres Malang saat melakukan pemeriksaan kepada jenazah Sukarni yang ditemukan gantung diri di kebun di kawasan Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Selasa (31/1/2023).KOMPAS.COM/Imron Hakiki Inafis Polres Malang saat melakukan pemeriksaan kepada jenazah Sukarni yang ditemukan gantung diri di kebun di kawasan Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Selasa (31/1/2023).
L (33), seorang ibu di Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Jawa Timur tewas dibunuh secara sadis yang diduga dilakukan oleh selingkuhannya, S (30).

Aksi pembunuhan itu dilakukan pelaku di depan kedua anaknya yang masih kecil pada Minggu (19/12/2022).

Peristiwa mengenaskan itu menyebabkan anak-anak korban mengalami trauma. Bahkan, suami korban juga turut terdampak psikologis akibat kejadian tersebut.

Polisi menyebut, dari ketiga anak korban ada dua anak yang melihat secara langsung peristiwa pembunuhan di lokasi kejadian yakni AL (1) dan DF (8).

"Anaknya berjumlah tiga orang. Tapi yang ada di TKP saat kejadian dan melihat langsung peristiwa itu dua anak, yakni AL (1) berjenis kelamin perempuan dan DF (8) berjenis kelamin laki-laki," ungkap Kasatreskrim Polres Malang, Iptu Wahyu Rizki Saputro dalam konferensi pers, Rabu.

Sementara, satu anak lagi berinisial GT (19) tidak ada di rumah saat kejadian itu karena sedang bekerja di Kabupaten Lumajang.

Wahyu mengatakan, anak korban, DF sering merenung dan kerap merasa ketakutan.

"Tidak hanya anak-anaknya, suami sah korban, Ngadilan juga mengalami dampak psikologis. Ia kerap menolak saat diajak berbicara," ungkap dia.

Baca juga: Anak yang Melihat Ibunya Dibunuh di Malang Sering Merenung dan Ketakutan hingga Suami Korban Menolak Diajak Bicara

4. Karut-marut program Petani Milenial Jabar

Ilustrasi tanaman hias air mata janda (Callisia repens).SHUTTERSTOCK/AMELIA MARTIN Ilustrasi tanaman hias air mata janda (Callisia repens).
Sejumlah peserta dari program Petani Milenial Pemprov Jabar itu menghadapi sejumlah masalah pelik hingga harus berurusan dengan pihak bank.

Cerita kesemrawutan program itu dikisahkan oleh Rizky Anggara (21), pemuda asal Lembang, Kabupaten Bandung Barat, yang ikut program di sektor budi daya tanaman hias.

Rizky mengisahkan, ia bergabung dengan program Petani Milenial Juli 2021 atau angkatan pertama bersama 19 rekan lainnya.

Ia menceritakan, kejanggalan mulai terendus sejak awal program dimulai. Pada Juli 2021, ia mengikuti agenda penandatanganan kerja sama (PKS) dengan salah satu perusahaan.

"Kejanggalan dari pertama launching kita disuruh tanda tangan PKS. Tapi, kita sendiri enggak tahu isi PKS itu. Jadi kita bikin agenda bedah isi PKS. Namanya yang punya perusahaan pasti bisa jawab semua pertanyaan dan bodohnya kami percaya saja," kata Rizky saat dihubungi via telepon seluler, Kamis (2/2/2023).

Masalah pertama adalah jumlah indukan tanaman yang dijanjikan tak sesuai perjanjian serta waktu pengiriman yang molor.

Lalu, masalah dari sektor permodalan pun mencuat. Tiap peserta diberi akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank BJB sebesar Rp 50 juta per orang.

Namun, dana tersebut tak bisa diserap secara tunai oleh petani. Dana pinjaman justru masuk dan dikelola oleh salah satu perusahaan.

Baca juga: Karut-marut Program Petani Milenial Jabar, Mau Untung Malah Buntung

5. Video Apip dimarahi dan dibentak sejumlah kades

Apip Nurahman (tengah) memberikan klarifikasi dan minta maaf di hadapan perangkat dan sejumlah kades di Bengkulu Selatan usai membuat video kritik masa jabatan kades 9 tahun.Tangkapan layar video Apip Nurahman (tengah) memberikan klarifikasi dan minta maaf di hadapan perangkat dan sejumlah kades di Bengkulu Selatan usai membuat video kritik masa jabatan kades 9 tahun.
Beredar di media sosial sejumlah video yang memperlihatkan Apip, pengkritik jabatan kepala desa (kades) sembilan tahun asal Bengkulu, dimarahi oleh sejumlah kades dalam sebuah pertemuan.

Dari penggalan video yang diunggah di sejumlah akun TikTok, terlihat beberapa kades marah dengan nada tinggi pada Apip.

Ada juga peserta yang menyebut bahwa dirinya bisa diajak apa saja, baik cara keras ataupun cara lembut.

Peserta rapat lainnya meminta dengan nada keras agar Apip mengakui kesalahannya. Nada-nada tinggi terdengar di video tersebut yang meminta Apip meminta maaf atas perbuatannya.

Apip Nurahman saat dikonfirmasi membenarkan penggalan video itu adalah pertemuan dirinya dengan sejumlah kepala desa di Kabupaten Bengkulu Selatan beberapa waktu lalu.

"Begitulah kondisi rapatnya. Saya dipaksa meminta maaf atas tindakan saya di media sosial," kata Apip.

Baca juga: Beredar Video Apip, Pengkritik Jabatan Kades 9 Tahun, Dimarahi dan Dibentak Sejumlah Kepala Desa

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dendi Ramdhani, Firmansyah | Editor : Maya Citra Rosa, Pythag Kurniati, Riska Farasonalia, Reni Susanti, David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Regional
Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Regional
Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com