Kedua, mengurangi pemberian pakan ikan. Ketiga, bila ikan masnya sudah agak besar agar dipanen saja untuk dijual daripada mati.
"Cuma kadang pembelinya pula yang susah, karena belum waktunya panen. Itu yang kita alami," akui Irwan.
Selain itu, kata Irwan, pemilik keramba dapat memberikan obat antibiotik alami seperti daun jambu atau daun pepaya.
"Saya kemarin pakai daun jambu biji. Daun jambu dimasukkan ke dalam keramba, nanti digigit sama ikan. Daun jambu biji ini memiliki kandungan antibakterial. Daun pepaya juga bisa," sebut Irwan.
"Tapi kan tak semuanya juga bisa sembuh. Sama seperti orang juga, dikasih obat tapi tidak sembuh-sembuh," imbuh Irwan.
Baca juga: Bertambah, Ikan Mati di Danau Maninjau Menjadi 455 Ton
Sebagaimana diberitakan, ikan mas keramba di kawasan waduk PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar, Riau, mati. Saat ini, ikan mas mati mencapai belasan ton dalam sehari.
"Sekarang 15 ton ikan mas kami di keramba mati perhari," sebut Muhammad Joni, selaku ketua kelompok tani ikan mas keramba saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (1/2/2023) malam.
Menurutnya, keadaan ini sudah terjadi sejak awal Januari 2023. Namun, sejak sepuluh hari terakhir, semakin banyak ikan mas yang mati.
"Kalau awalnya cuma satu-satu yang mati, tapi sekarang sudah menyeluruh. Karena di lokasi keramba musim hujan, jadi kalau suhunya di bawah 30 derajat, virus semakin ganas, makin banyak ikan mati," sebut Joni.
Joni mengatakan, jumlah keramba ikan mas di kawasan waduk PLTA Koto Panjang sekitar 1000 unit.
Dia sendiri memiliki 25 unit keramba. Satu keramba rata-rata isinya 2 ton ikan mas.
Namun, setelah banyaknya ikan mati akibat penyakit, petani hanya bisa panen 500 sampai 600 kilogram.
Baca juga: Terdampak Cuaca Ekstrem, 45 Ton Ikan Mati di Danau Maninjau
Petani tambak ikan mas pun merugi besar.
"Kalau diitung kerugiannya, saya sendiri sekitar Rp 500 juta perhari. Kalau ditotalkan sampai miliaran. Belum lagi petani yang lain," kata Joni.
Ikan-ikan yang mati itu, kata Joni, tidak bisa dikonsumsi karena sudah membusuk.