SEMARANG, KOMPAS.com - Anak-anak kecil tampak bergantian memasuki toko kecil di tepi jalan MT Haryono, tepatnya, di Jalan MT Haryono Nomor 530, Jagalan, Kota Semarang.
Banner putih bertuliskan "Maganol" di depan toko yang tertiup angin, menandakan bahwa di situlah toko layang-layang tersebut berdiri.
Bukan sembarang toko, bangunan mungil nan sederhana ini merupakan salah satu toko legendaris yang menjual layang-layang, benang, dan pernak-perniknya dengan lengkap.
Baca juga: Kuliner Legendaris Soto Gempol Karawang, Harga, Alamat, dan Jam Buka
Bahkan, Toko Maganol sudah berdiri lebih dari setengah abad lalu, sekitar 1970 silam.
Hal tersebut disampaikan oleh generasi kedua pemilik Toko Maganol, Mulyono Sentoso.
Dirinya menuturkan, toko ini memiliki sejarah yang erat dengan dampak peristiwa pertumpahan darah 1965 silam.
Dulunya, orangtua Mulyono merupakan pengajar pelajaran Bahasa Indonesia di sebuah sekolah Mandarin di Semarang. Akibat peristiwa G30S PKI tahun 1965, seluruh sekolah terpaksa tutup. Akhirnya, kedua orangtuanya memilih banting setir menjadi wirausaha.
"Berganti ke wiraswasta itu, salah satu barang yang dijual yaitu benang gelasan dan layang-layang. Sampai akhirnya bisa berkembang hingga sekarang," tutur Mulyono saat ditemui Kompas.com di tokonya, Kamis (2/2/2023).
Dalam perjalanannya, imbuh Mulyono, satu-satunya yang dipertahankan Toko Maganol dalam menjualkan layang-layang dan pernak-perniknya, yaitu pada segi kualitas.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Bakpia, Oleh-oleh Legendaris dari Yogyakarta
Menurut dia, kualitas barang yang bagus lah yang menjadikan Toko Maganol bisa bertahan hingga saat ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.