Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klarifikasi Papdesi Bengkulu: Tak Ada Pengurus yang Marah ke Apip

Kompas.com - 01/02/2023, 19:56 WIB
Firmansyah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com-Pengurus Daerah Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) Provinsi Bengkulu membantah telah memarahi Apip Nurahman konten kreator yang menolak masa jabatan kepala desa 9 tahun.

Apip juga disebut tidak dipaksa untuk meminta maaf oleh Pengurus Papdesi dalam pertemuan pada Selasa (31/1/2023).

"Bahwa pada saat pertemuan antara Apip Nurahman, Papdesi dan Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) pada saat pertemuan tidak ada pengurus Papdesi yang marah-marah. Kami yang hadir hanya dua orang dari Papdesi. Pada saat pertemuan dominan hadir adalah pengurus dan anggota Apdesi Kabupaten Bengkulu Selatan," tulis Ketua Dewan Papdesi Bengkulu Ridwan Agustian kepada Kompas.com, Rabu (1//2/2023).

"Apip diminta pengurus Apdesi untuk meminta maaf di hadapan para kepala desa Kabupaten Bengkulu Selatan dan media. Kami dari Papdesi justru mengimbau agar menyikapi video itu dengan bijak," sambungnya.

Baca juga: Diteror dan Dipaksa Minta Maaf Setelah Kritik Masa Jabatan Kades 9 Tahun

Ridwan juga menegaskan, terkait surat yang dikeluarkan tertanggal 29 Januari 2023 perihal agar Apip hadir dalam pertemuan pada Senin 30 Januari 2023 di aula kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Bengkulu Selatan tidak berlaku. 

Pasalnya, atas permintaan Ketua Apdesi pertemuan ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan.

"Jadi surat dari Papdesi sudah tidak berlaku. Namun pada Selasa 31 Januari 2023 di grup WhatsApp forum kades untuk kepengurusan Apdesi akan ada pertemuan. Lalu saya menghubungi Ketua Apdesi menanyakan perihal itu lalu dibenarkan oleh Ketua Apdesi. Saya juga diminta hadir dalam pertemuan itu," jelas Ridwan.

Sebelumnya diberitakan, Apip Nurahman, warga Desa Maras, Kecamatan Air Nipis, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, resah dengan wacana kepala desa yang meminta masa jabatan dalam satu periode sampai sembilan tahun.

Keresahan itu kemudian dituangkan dalam video yang belakangan diunggahnya ke media sosial.

Baca juga: Apip, Pengkritik Masa Jabatan Kades 9 Tahun, Akhirnya Minta Maaf Usai Dibentak dan Diteror

Rekaman opini Apip ternyata viral. Bahkan, Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) dan Assosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Bengkulu Selatan ikut merespons.

Namun, respons kelompok itu negatif. Saat bertemu dengan dua pengurus organisasi pemerintah desa tersebut, Apip malah dimarahi.

"Jam 11.00 tadi saya sudah meminta maaf di hadapan pengurus Papdesi. Saya minta maaf karena di pertemuan saya dimarah-marah," kata Apip saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/1/2023).

 

Sebelum bertemu dengan organisasi tersebut, Apip mengaku diteror. Dia menyebutkan, ada orang yang tidak dikenal meneleponnya untuk melontarkan ancaman.

"Saya juga dapat teror dari nomor tak dikenal yang mengancam akan mendatangi rumah saya dan keluarga gara-gara video itu," sebutnya.

Meski akhirnya terpaksa meminta maaf, Apip tetap merasa tidak ada yang salah dari video buatannya.

Baca juga: Soal Pencabulan di Ponpes Jember, Pengasuh Pesantren Resmi Ditahan, Sang Istri Diteror Diminta Cabut Laporan

Ucapan maaf yang dibuat setelah bertemu dengan Pengurus Papdesi Bengkulu juga bukan tulus dari hatinya.

"Dari hati kecil saya merasa tidak bersalah. Ucapan maaf yang saya sampaikan itu mereka yang tulis," kata Apip.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Regional
Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Regional
Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Regional
Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com