KUPANG, KOMPAS.com - Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay atau Nono (7), juara sempoa dunia di ajang International Abacus World Competition 2022, tiba di kampung halamannya Buraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (30/1/2023).
Selama satu pekan, Nono berada di Jakarta bersama ibundanya Nuryati Seran untuk menghadiri undangan sejumlah stasiun televisi swasta serta Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.
Saat tiba di Kupang, Nono disambut Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi dan Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe.
Baca juga: Nono, Bocah Juara Sempoa Dunia, Tolak Hadiah Laptop dari Menteri Nadiem, Lebih Pilih Beasiswa
Kedua pejabat itu kemudian mengantar Nono ke kampung halamannya yang berjarak puluhan kilometer dari Kota Kupang.
Suasana kedatangan Nono disambut meriah penuh sukacita oleh masyarakat Amarasi Selatan serta para guru dan ratusan siswa SD tempat Nono sekolah.
Selain disambut tarian adat, Nono juga digendong dan diarak menuju rumahnya yang terletak di Kelurahan Buraen RT 08 RW 02, Kecamatan Amarasi Selatan.
Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi menyebutkan, Nono memiliki keunggulan dan kecerdasan yang luar biasa.
"Nono ini punya kecerdasan luar biasa. Ini contoh generasi yang unggul dan berkualitas dalam bidang pendidikan. Sangat membanggakan bahwa Nono yang adalah siswa kelas II SD Inpres Buraen 2 berhasil meraih juara 1 tingkat dunia dalam kompetisi Matematika dengan menyisihkan 7.000 peserta dari berbagai negara," kata Josef dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (31/1/2023).
Baca juga: Nono, Bocah Juara Sempoa Dunia, Ternyata Terinspirasi Sosok Yohanes Surya
Josef mengatakan, prestasi Nono adalah kebanggaan semua warga NTT. Masyarakat dan Pemprov NTT sudah sepatutnya memberikan apresiasi kepada Nono.
Prestasi Nono pun, kata Josef, bisa menjadi motivasi bagi anak-anak lain, baik di Provinsi NTT maupun di seluruh Indonesia.
"Bahwa walaupun kita berasal dari daerah terpencil atau daerah yang belum terlalu maju, namun kita harus punya tekad untuk mampu bersaing dan berkompetisi secara sehat dengan orang lain. Kita tidak boleh malu atau minder dengan daerah atau negara lain,"ujar Josef.
Menurut Josef, Provinsi NTT ini mempunyai banyak anak cerdas lain sehingga harus diberikan wadah atau kesempatan seperti Nono. Tentunya semua pihak harus saling mendukung dengan semangat kolaboratif.
Josef mengatakan, untuk menuju prestasi hingga keberhasilan pembangunan, harus saling bersinergi antara lembaga pendidikan, masyarakat, pemerintah, serta stakeholder untuk membetuk ikatan utuh sehingga memiliki kesatuan gerak menuju kemajuan daerah dan kesejahteraan bersama.
"Saya sangat berterima kasih kepada kedua orangtua dan guru SD Inpres Buraen 2 yang memiliki andil besar dalam mendidik Nono. Juga kepada Yayasan Pendidikan Astra, dan segenap Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang," ujar Josef.
Josef berharap, Nono tetap dibimbing dengan baik ke depannya, agar terus mengembangkan kemampuannya.