LAMPUNG, KOMPAS.com - Manusia silver yang diduga disiksa saat razia non-yustisi Satpol PP di Bandar Lampung, masih trauma meski peristiwa itu telah lama terjadi.
Mereka memilih mencari jalan aman dengan membatasi jam mengamen dan berpindah-pindah lokasi.
HR (26), berdiri mematung di depan kendaraan yang berhenti saat traffic light di Jalan Soekarno-Hatta menyala merah pada Rabu (25/1/2023) pagi.
Baca juga: Dugaan Penyiksaan Manusia Silver, Pj Sekda Bandar Lampung: Kita Telusuri Dahulu
Tubuhnya yang terbalur cat berwarna perak tegak bergeming sekitar satu menit. Tangan kanannya membentuk gerakan menghormat dengan kepala menengadah ke langit.
"Paling begitu, Bang, kayak hormat ke bendera, soalnya lampu merahnya cepat, jadi nggak bisa lama-lama," kata HR saat ditemui, Jumat (27/1/2023).
Sikap mematung selesai, HR pun berjalan di sela kendaraan sambil menyodorkan ember bekas cat yang ia pegang.
Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat ini menceritakan, pengalamannya saat mengamen di Bandar Lampung.
Baca juga: Satpol PP di Lampung Diduga Siksa Manusia Silver, Komnas HAM: Belum Ada Tanggapan Wali Kota
Ketika itu, kaca pintu sebuah mobil minibus terbuka, seorang berseragam polisi terlihat di balik kemudi.
"Kalau kau mau hormat (bendera), mending ikut gue ke kantor, sekalian apel upacara sama komandan," kata HR menirukan ucapan pria berseragam polisi itu.
HR menceritakan, dia tidak merasakan nada intimidatif dari si polisi tersebut, karena ucapan itu diakhiri tawa berderai dari pria itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.