Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terendah Keempat Se-Indonesia, Prevalensi "Stunting" di Kepri 15,4 Persen

Kompas.com - 27/01/2023, 11:34 WIB
Hadi Maulana,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Angka prevalensi stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada tahun 2022 kembali mengalami penurunan. Kali ini prevalensi stunting di Kepri berada di angka 15,4 persen atau turun 2,2 persen dibanding tahun 2021 di angka 17,6 persen.

Capaian ini menempatkan Kepri di posisi keempat provinsi dengan prevalensi stunting terendah setelah Bali, DKI Jakarta, dan Lampung.

Sementara itu, angka stunting nasional juga turun 2,8 persen, dari tahun 2021 sebesar 24,4 persen menjadi 21,6 persen pada tahun 2022.

Baca juga: Kasus Stunting di Surabaya Diklaim Turun Signifikan dalam 2 Tahun

Sekdaprov Kepri Adi Prihantara mengatakan, saat ini capaian penurunan angka prevalensi stunting di Kepri berada di bawah angka nasional.

Menurutnya hal ini dapat dicapai berkat kerja keras seluruh elemen stakeholder dan masyarakat.

"Dengan tren seperti ini saya kira Kepri menuju zero stunting seperti yang selalu kita dengungkan akan dapat tercapai. Yang penting kerja kita tetap dijaga dan jangan kendor. Bahkan harus kita tingkatkan," kata Adi dihubungi melalui telepon, Jumat (26/1/2023).

Adi juga menegaskan Pemprov Kepri siap ikut merealisasikan target RPJMN pada tahun 2024 untuk angka stunting nasional di 14 persen.

"Seluruh elemen pemerintahan di Kepri, stake holder dan masyarakat saya kira mendukung penuh realisasi target ini. Untuk itu program kerja BKKBN khususnya banggakencana selalu menjadi perhatian serius Gubernur Kepri," pungkas Adi.

Sebelumnya Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin melalui hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dalam acara Rakernas Program Banggakencana dan Percepatan Penurunan Stunting, di Auditorium BKKBN, Rabu (25/1/2023) mengatakan, stunting masih menjadi masalah besar yang harus segera diselesaikan di Tanah Air.

Apalagi stunting dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia sebuah negara, bukan hanya berdampak kepada kondisi fisik anak, melainkan juga kesehatan hingga kemampuan berpikir anak.

Baca juga: Dukung Penciptaan SDM Unggul, BKKBN Dorong Percepatan Penurunan Angka Stunting

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi pun mengingatkan berbagai macam dampak yang bisa terjadi jika anak stunting.

“Dampak stunting ini bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah nanti rendah kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak,” papar Jokowi.

Jokowi pun meyakini target penurunan stunting sebesar 14 persen dapat dicapai pada tahun 2024 mendatang jika semua pihak bekerja sama dalam mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia.

Saat ini, angka stunting di Indonesia telah mengalami penurunan dari 37 persen pada tahun 2014 menjadi 21,6 persen pada tahun 2022.

“Saya yakin dengan kekuatan kita bersama, semuanya bergerak, angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama,” pungkas Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com