KOMPAS.com - Serangan Umum Surakarta adalah sebuah peristiwa pada masa revolusi kemerdekaan yang terjadi di Kota Solo.
Peristiwa Serangan Umum Surakarta juga dikenal sebagai Serangan Umum Empat Hari atau Serangan umum 4 hari 4 malam.
Baca juga: Perjanjian Roem Royen: Latar Belakang, Isi, dan Dampak
Serangan Umum Surakarta terjadi sejak 7 Agustus 1949 dan berakhir pada tanggal 10 Agustus 1949 tengah malam saat perintah gencatan senjata dari Presiden Soekarno sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI mulai dilaksanakan.
Peristiwa Serangan Umum Surakarta merupakan respon atas Agresi Militer Belanda II yang menduduki kota Solo.
Baca juga: Rangkuman Agresi Militer Belanda I dan II
Dilansir dari laman Diskominfo SP Kota Surakarta, tidak seperti perlawanan rakyat yang terjadi di daerah lain, Serangan Umum Surakarta terjadi pada masa transisi antara perjuangan politik dan diplomatik.
Sebelum peristiwa ini terjadi, rakyat telah melakukan perlawanan pertama tanggal 8 Februari 1949, dan yang kedua terjadi pada tanggal 2 Mei 1949.
Serangan yang dilakukan secara gerilya ini terjadi secara terus menerus semenjak pasukan Belanda memasuki Kota Solo.
Baca juga: 13 Tokoh Konferensi Meja Bundar, Salah Satunya Mohammad Hatta
Terdapat beberapa tokoh yang terlibat dalam serangan yang digagas di kawasan yang kini dibangun menjadi Monumen 45 Banjarsari, Surakarta.
Yang pertama adalah Mayor Achmadi pemimpin komandan Detasemen Tentara Pelajar Brigade XVII dan Sub Wehrkreise (SWK) 106 Ardjuna.
Selain itu ada Suhendro yang memimpin Rayon I dari Polokarto, Sumarto yang memimpin Rayon II, Prakosa yang memimpin Rayon III, A Latif yang memimpin Rayon IV, serta Hartono yang memimpin Rayon Kota.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.