Jokowi menekankan bahwa keberhasilan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional tidak lepas dari manajemen gas dan rem. Keputusan tersebut diambil secara cepat dan akurat sesuai dengan data di lapangan dengan berbagai tantangannya.
“Melakukan manajemen gas dan rem bukan sesuatu yang mudah. Begitu hitungan salah sedikit, ekonomi akan jatuh," ujar Jokowi.
"Tetapi begitu gasnya terlalu kencang, pandeminya juga bisa menjadi naik. Itulah yang kita lakukan dalam menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi yang semuanya menekan manajemen negara dan itu semua tidak mudah,” kata Jokowi.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto mengatakan, penanganan pandemi, baik di tingkat global dan nasional sudah terkendali dan laju kasus melambat. Namun sayangnya, kasus varian baru masih terus muncul.
Ia menekankan agar pemulihan ekonomi terus berlanjut, Hal ini agar perekonomian Indonesia tumbuh meyakinkan di atas 5 persen sepanjang tahun 2022 dan diperkirakan bisa mencapai 5,3 persen year-on-year (yoy).
Menurut Erlangga hal itu bisa terjadi karena pondasi perekonomian Indonesia yang kuat, antara lain dari konsumsi, investasi, dan ekspor. Ketiga hal ini kembali menjadi penggerak ekonomi.
"Konsolidasi fiskal berjalan lebih cepat dari perkiraan semula, sehingga defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sudah dicapai di bawah tiga persen di tahun 2022 dan inflasi tetap terkendali di angka 5,51 persen,” ujar Airlangga.
“Setelah masa transisi, satuan tugas (satgas) Covid-19 diharapkan tetap berjalan sampai masyarakat bangkit dan pulih (resilience), vaksinasi booster tetap berjalan, dan pemberian booster kedua secara gratis lancar,” ujar Airlangga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.