Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Gadis 15 Tahun Dibunuh Teman Kencan MiChat di Sukoharjo, KPAI Desak Pemerintah Serius Lakukan Pencegahan

Kompas.com - 26/01/2023, 09:48 WIB
Labib Zamani,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) prihatin dengan kasus tewasnya gadis 15 tahun asal Sukoharjo, Jawa Tengah ditangan teman kencan yang dikenal melalui aplikasi online (MiChat).

"Pertama sangat prihatin ya. Fenomena open BO sampai memakan korban jiwa salah satu remaja di Sukoharjo," kata Komisioner KPAI Dian Sasmita dalam keterengannya, Kamis (26/1/2023).

Menurut Dian, mengenai kasus tersebut sebenarnya perlu melihat lebih jauh akar masalah perilaku remaja sekarang sampai mengarah ke open BO. Pertama adalah lingkungan keluarga dan kedua pendidikan.

Baca juga: Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembunuhan Gadis 15 Tahun Asal Sukoharjo di Sidoarjo

"Apakah keluarga sudah cukup dalam memberikan pengasuhan yang baik kepada anak, gimana anak merasa aman, nyaman di keluarganya. Sehingga ketika anak ada masalah, mengalami problem keremajaan dia punya tempat curhat, berkeluh kesah yang aman. Salah satunya keluarga," kata dia.

Di sisi lain apakah keluarga mendukung perkembangan psikis remaja dimana remaja itu ada gejolak baru, ada perubahan secara hormonal dan cara berpikir yang berbeda dengan anak usia dini.

"Sehingga perlu pendekatan yang berbeda. Untuk itu dibutuhkan kepekaan orangtua," jelas dia.

Kemudian, lanjut Dian adalah pendidikan. Apakah pendidikan sudah mendukung perkembangan literasi anak. Literasi adalah kemampuan berpikir mengenalisis bahan-bahan yang masuk ke otak.

"Kemudian diolah. Oleh anak diterjemahkan apakah ini baik atau buruk, apakah ada risikonya. Kemampuan literasi ini tidak datang tiba-tiba tapi diasah sejak usia dini. Lewat pendidikan, pendekatan-pendekatan pendidikan yang memberi ruang anak untuk mengeksplorasi, berpendapatan," kata dia.

Selain itu apakah di lingkungan pendidikan sudah memberikan pengetahuan bagi anak hak kesehatan reproduksi dan seksualitas (HKSR). Dimana di dalam HKSR ini kata Dian itu tidak hanya menjelaskan soal tubuh dan fungsinya, tetapi lebih kepada kekerasan berbasis gender itu apa.

"Ada relasi di sana, kemudian bagaimana menghargai diri sendiri, itu kemampuan reproduksi dan risiko-risikonya. Jadi tidak hanya menjelaskan A, B, C, D, E, F tapi anak dikenalkan tentang risiko-risiko, tindakan-tindakan yang potensi mereka lakukan," ungkap dia.

Dikatakannya ketika anak sudah dibekali kemampuan literasi yang cukup, dan pengasuhan yang baik ini adalah kunci anak bisa membangun benteng yang tinggi terhadap pengaruh negatif dari lingkungan.

"Kami sangat mendorong pemerintah serius dalam mengintervensi pencegahan baik dari lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan. Kita tidak bisa responsip pada kasus tapi abai dengan pencegahan tidak bisa. Kita harus menguatkan dengan kasus-kasus yang ada ini malah menguatkan lagi program pencegan dan pengurangan risiko," kata dia.

Baca juga: Bunuh Gadis 15 Tahun yang Dikencaninya Lewat Aplikasi MiChat, Pelaku: Saya Sakit Hati karena Tidak Sesuai Durasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com