Hal itu, kata Yulius, bisa terlihat dari jumlah babi mati yang mencapai puluhan ekor.
"Tapi angkanya bisa bertambah bila lalu lintas Babi dan produknya tidak terjaga baik antar Desa, Kecamatan dan Kabupaten," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur, NTTmencatat, kurang lebih 30 ekor babi ternak di wilayah itu mati mendadak.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur Vian Kiti Tokan mengatakan, pihaknya telah mengirim tujuh sampel darah babi yang mati ke Balai Besar Veteriner Denpasar Bali.
Baca juga: Dinkes Sebut 233 Babi Mati Mendadak di NTT Sejak Desember 2022
Berdasarkan hasil pemeriksaan, lanjut Tokan, satu di antara tujuh sampel dinyatakan positif terpapar virus African Swine Faver (ASF).
"Kita ambil tujuh sampel dan ada satu yang sudah positif," ujar Tokan dalam keterangannya, Rabu (18/1/2023).
Tokan mengatakan, babi yang positif ASF merupakan ternak bantuan dari pemerintah pusat yang diperuntukkan bagi warga Flores Timur.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.