Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balai Karantina Pertanian Sebut Ternak Babi yang Mati di Flores Timur dan Sikka Berasal dari Kupang

Kompas.com - 24/01/2023, 18:49 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Krisiandi

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Pihak Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyebut ternak babi yang mati mendadak di Kabupaten Flores Timur berasal dari Kabupaten Kupang.

Hal itu disampaikan Kepala Balai Karantina Pertanian kelas I Kupang, NTT, Yulius Umbu Hunggar, kepada sejumlah wartawan di Kupang, Selasa (24/1/2023).

"Puluhan ternak yang mati itu, berasal dari wilayah Kupang bukan dari Bali," ujar Yulius.

Baca juga: Ternak Babi yang Mati Mendadak di Kupang Bertambah Menjadi 73 Ekor

Yulius menjelaskan, pada akhir tahun 2022 lalu pemerintah pusat melakukan pengadaan 300 babi di sejumlah wilayah NTT.

Ratusan ekor babi itu berasal dari Kabupaten Kupang. Khusus untuk Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka, masing-masing mendapat jatah 50 ekor.

Sebelum didistribusikan lanjut Yulius, semua babi menjalani tes di Laboratorium Kesehatan Hewan Oesapa, Kota Kupang.

"Hasilnya negatif. Kemudian, ada masa karantina selama 14 hari," ujar dia.

Menurut Yulius, bila terjadi wabah di dua Kabupaten itu, karena pada 2020, di dua Kabupaten itu pernah terjadi wabah African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.

Kemudian, pada tahun 2021 dan 2022, wabah itu semakin mereda.

Baca juga: 30 Ekor Babi Ternak di Flores Timur Mati Mendadak, 1 Positif ASF

"Hingga saat ini AFS belum bebas, tapi statusnya endemik dan bila ada kasus saat ini sifatnya sporadis di kabupaten tertentu, kecamatan tertentu dan desa tertentu dan kandang tertentu," ungkap dia

Hal itu, kata Yulius, bisa terlihat dari jumlah babi mati yang mencapai puluhan ekor.

"Tapi angkanya bisa bertambah bila lalu lintas Babi dan produknya tidak terjaga baik antar Desa, Kecamatan dan Kabupaten," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur, NTTmencatat, kurang lebih 30 ekor babi ternak di wilayah itu mati mendadak.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur  Vian Kiti Tokan mengatakan, pihaknya telah mengirim tujuh sampel darah babi yang mati ke Balai Besar Veteriner Denpasar Bali.

Baca juga: Dinkes Sebut 233 Babi Mati Mendadak di NTT Sejak Desember 2022

Berdasarkan hasil pemeriksaan, lanjut Tokan, satu di antara tujuh sampel dinyatakan positif terpapar virus African Swine Faver (ASF).

"Kita ambil tujuh sampel dan ada satu yang sudah positif," ujar Tokan dalam keterangannya, Rabu (18/1/2023).

Tokan mengatakan, babi yang positif ASF merupakan ternak bantuan dari pemerintah pusat yang diperuntukkan bagi warga Flores Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com