Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuh Kaki Orangtua, Tradisi Warga Tionghoa Semarang Jelang Imlek yang Lestari

Kompas.com - 22/01/2023, 09:56 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Tradisi bakti basuh kaki yang diadakan warga Tionghoa di Kawasan Pecinan, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) sebelum Perayaan Imlek masih tetap lestari.

Pada Sabtu (21/1/2023), sejak pukul 09.00 WIB, warga Tionghoa mulai berkumpul di Gedung Rasa Dharma Kawasan Pecinan Semarang. Mereka datang bersama keluarganya.

Sebelum melakukan tradisi bakti basuh kaki, warga Tionghoa yang datang melakukan makan bersama sambil menyiapkan ember plastik berisi air.

Baca juga: Malam Tahun Baru Imlek di Solo Meriah, Pesta Kembang Api Berlangsung 20 Menit

Tak berselang lama, beberapa kursi sudah disiapkan panitia. Itu pertanda tradisi bakti basuh kaki segera dimulai.

Ketua Yayasan Rasa Dharma, Harjanto Kusuma Halim mengatakan, tradisi basuh kaki orang tua sudah rutin dilakukan sebelum Perayaan Imlek.

"Ini merupakan tradisi untuk bakti dengan orang tua kita," jelasnya saat ditemui di Gedung Rasa Dharma, Sabtu.

Dia menjelaskan, yang mengikuti tradisi bakti basuh kaki di Gedung Rasa Dharma berjumlah 14 keluarga yang datang dari berbagai daerah.

"Ada yang datang dari luar kota juga ini," ujar Halim.

Baca juga: Atraksi Barongsai hingga Jatilan Akan Meriahkan Perayaan Imlek di Sam Poo Kong Semarang

Menurutnya, tradisi bakti basuh kaki orangtua masuk dalam filosofi orang Tionghoa yang berjumlah 8 nilai. Salah satu nilai dari filosofi itu merupakan berbakti kepada orangtua.

"Filosofi bakti kepada orangtua itu yang pertama," kata dia.

Meski tradisi bakti basuh kaki masih berlangsung sampai saat ini, Halim berharap warga Tionghoa tidak hanya melakukan penghormatan kepada orangtua saat tradisi basuh kaki saja.

"Tapi kita juga bisa menjaga nama baik keluarga dan orangtua," ujarnya.

Artinya, lanjut Halim, warga Tionghoa juga dianjurkan mempunyai perilaku yang baik ketika hidup di masyarakat.

"Itu inti dari tradisi basuh kaki orangtua," jelas Halim.

Mendoan dan daging kambing

Selain tradisi bakti basuh kaki orangtua, di Gedung Rasa Dharma juga ada peristiwa unik. Beberapa makanan kesukaan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga dihidangkan.

"Ini ada mendoan, daging kambing dan kopi. Jadi daging babi kita ganti daging kambing untuk menghormati Gus Dur," kata Halim.

Dinding Gedung Rasa Dharma juga terdapat lukisan Gus Dur yang cukup besar. Selain itu, juga ada sinci Gus Dur yang diletakkan dengan sinci lainnya.

"Ini untuk menghormati Gus Dur. Bentuknya juga beda dengan sinci yang lain," paparnya.

Menurutnya, Gus Dur berperan besar pada kehidupan warga Tionghoa di Indonesia. Sejak menjadi presiden, warga bisa dengan bebas melakukan kegiatan.

"Makannya Gus Dur kita sebut sebagai Bapak Tionghoa," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Regional
Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Regional
TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

Regional
[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

Regional
Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com