Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mak Siti, Tukang Rosok di Semarang Besarkan 4 Anaknya dengan Penghasilan Harian Rp 20.000

Kompas.com - 20/01/2023, 14:50 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Siti Kusbandiyah telah menjadi tukang rosok di Semarang sejak 20 tahun silam, saat dirinya berusia 40 tahun.

Pasalnya, perempuan yang akrab disapa Mak Siti itu pada usia 35 tahun harus membesarkan keempat anaknya. Suaminya meninggal akibat gagal ginjal, sedangkan anak terakhir kala itu masih dalam kandungannya.

Kompas.com mendatangi kediamannya di Kelurahan Sawah Besar, Gayamsari, Kota Semarang. Lantaran hujan deras mengguyur selama berjam-jam, Mak Siti tidak bisa menjemput sampah dan memutuskan memilah sampah di Rumah.

Baca juga: Atasi Kemiskinan Jateng, Ganjar Tambah Nilai Bantuan 12.764 Pemilik Kartu Jateng Sejahtera

Pintu rumahnya terbuka. Dari luar terlihat tumpukan kardus dan jenis sampah lainnya memenuhi ruangan. Mak Siti menyapa dengan ramah seperti seorang kawan lama. Ia pun menceritakan kisahnya sembari memisahkan kardus.

Duduk di atas kasur kempis menyimak kisak Mak Siti, terlihat ruang itu hanya disekat dua lemari tua dengan perabot tertutup debu. Televisinya pun masih mengandalkan saluran kabel dan berbentuk kubus 'berkonde' seperti televisi lama.

“Pertama aku jualan ayam ndak lancar, jualan martabak di TK ndak lancar, jual makanan matengan gagal juga. Akhirnya ikut bos rosok 2 bulan, belajar milah sampah di sana,” ungkap Mak Siti, Jumat (20/1/2023).

Usaha jualan makanan gagal lantaran dirinya tak memiliki alat memadai seperti kulkas. Bagi perempuan yang bakal menginjak umur 61 tahun itu, pekerjaan mencari rongsokan cocok baginya karena sampah yang dikumpulkannya tidak membusuk.

Mengawali pekerjaannya, Mak Siti berkeliling dari Jalan Mataram sampai Simpang Lima Semarang. Setiap warung yang dilewati, ia tanya satu persatu untuk diambil sampahnya.

“Pas anak-anak masih sekolah saya ambil sampai Majapahit, Pedurungan, Telogosari, demi bayar sekolah dan kebutuhan. Dulu itu sekolah nggak ada yang gratis, bansos juga enggak banyak,” katanya.

Baca juga: Tingkat Kemiskinan di Jawa, Yogyakarta Jadi Daerah Termiskin

Ia lebih memilih bekerja keras sebagai pelaku daur ulang sampah ketimbang harus mengemis di jalanan. Pekerjaan yang dilakoni bukan tanpa risiko.

Sering kali ia tergores besi dan kaca saat mengambil barang. Ia menunjukkan bekas lukanya di sekujur tangan dan kaki.

Dahulu ia menyanggupi panggilan untuk mengambil sampah dari titik di Semarang, bahkan Sayung, Demak. Kini paling tidak ia mengambil 2 titik di luar lingkungannya, dan sisanya berkeliling di kampungnya. Lalu setor ke bosnya.

Mak Siti memilah sampah hasil rosok di rumahnya yang beralamatkan di Kelurahan Sawah Besar, Gayamsari, Kota Semarang, Jumat (20/1/2023).KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah Mak Siti memilah sampah hasil rosok di rumahnya yang beralamatkan di Kelurahan Sawah Besar, Gayamsari, Kota Semarang, Jumat (20/1/2023).

“Dulu itu sehari dapat Rp 20.000 rata-rata, kalau dipikir pakai akal sedikit ya, tapi kok bisa buat hidup dan nyekolahin anak-anak semua, aneh kan,” ungkapnya.

Demi menyekolahkan anak, keluarganya kala itu harus tanggal di rumah papan dan menjadi korban langganan banjir tahunan di Semarang.

Saat anaknya lulus sekolah dan beranjak dewasa, akhirnya ia dapat menabung untuk perbaikan rumahnya. Lalu sekitar 10 tahun, ia membangun rumahnya yang kecil dan sederhana menjadi berdinding tembok.

Baca juga: Angka Kemiskinan dan Ketimpangan di DKI Jakarta Turun pada September 2022, BPS: Pertama Kali Sejak Pandemi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pria Hidung Belang di Bengkulu

Ibu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pria Hidung Belang di Bengkulu

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Regional
Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com