KUPANG, KOMPAS.com - Tinggal di pelosok Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tak mencegah Caesar Archangel Hendrik Meo Tnunay alias Nono (7) mengukir prestasi.
Siswa kelas II SD Inpres Buraen 2, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, itu justru menorehkan prestasi hingga tingkat dunia.
Bocah kelahiran 2 April 2015, anak dari pasangan suami istri, Raflim Meo Tnunai dan Nuryati Seran, menjadi juara Dunia Abacus Brain Gym (ABG) International Mathematics Competition.
Baca juga: Klik Link Undangan Pernikahan yang Diterima via WhatsApp, Pria di Kupang Kehilangan Rp 14 Juta
Nono meraih juara pertama setelah mengalahkan 7.000 peserta dari berbagai negara, sedangkan juara kedua pada kompetisi tersebut diraih peserta dari Qatar dan juara ketiga dari Amerika Serikat.
ABG International Mathematics Competition yang diikuti Nono merupakan ajang kompetisi matematika dan sempoa internasional yang diselenggarakan International Abacus Brain Gym. Pesertanya adalah siswa-siswi dari berbagai negara.
Kompetisi ini diselenggarakan setiap tahun sejak Abacus Brain Gym didirikan pertama kali di Amerika oleh Juli Agustar pada 2003.
Abacus Brain Gym merupakan lembaga pendidikan informal yang memberikan pelatihan otak melalui metode sempoa.
Lahir dari latar belakang keluarga sangat sederhana, Nono tumbuh menjadi bocah pintar dan cemerlang.
Sang ayah, Raflim Tnunai, bekerja sebagai tukang bangunan. Sedangkan ibunya, Nuryati Seran, bekerja sebagai guru kontrak di SD Inpres Buraen 2.
Bersama sang ayah, ibu, dan dua kakaknya, mereka tinggal di rumah sederhana dengan fasilitas belajar seadanya. Rumah mereka berjarak puluhan kilometer dari Kota Kupang, ibu kota Provinsi NTT.
Saat ditemui sejumlah wartawan di sekolahnya, Kamis (19/1/2023), Nono mengaku sangat mengidolakan Elon Musk. Dia kerap melihat idolanya itu melalui tayangan di YouTube.
Nono pun ingin seperti idolanya itu. Ia ingin menciptakan mobil, pesawat, kereta, dan kapal untuk membantu masyarakat.
"Saya ingin seperti Elon Musk, tapi saya bercita-cita ingin menjadi seorang tentara," kata Nono dengan polos di sekolahnya, Kamis.
Nuryati mengaku, putra bungsunya itu terlihat superaktif sejak kecil. Nuryati yang menjadi guru kontrak sejak 2016 menyebutkan, Nono suka bermain dengan teman sebaya.
Meski begitu, Nono tertib dalam membaca dan menulis karena mereka sangat disiplin membimbing putra bungsunya itu.
"Dia sejak kecil itu sangat aktif, suka lari sana-sini bermain dengan teman-teman," cerita Nuryati.
Kemudian, saat menginjak usia lima tahun, Nono sudah bisa membaca saat bersekolah di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tunas Belia. Bahkan, Nono pun mengikuti kursus bahasa Inggris setiap minggu.
"Dia ini baru usia satu tahun sudah aktif berbicara. Saat masuk PAUD dia sangat pintar, bahkan minta untuk ikut kursus Bahasa Inggris," kata Nuryati.
Meski kondisi keuangan tak stabil, Nuryati dan suaminya tetap menuruti keinginan Nono untuk ikut kursus dan membeli buku bacaan.
"Nono ini rasa ingin tahu sangat tinggi jadi dia paksa kami harus ikut kursus. Terpaksa kami turuti saja kemauannya biar semangat belajar tidak redup,"kata Nuryati.
Baca juga: Siswa Kelas 2 SD Asal Kupang Juarai Kompetisi Matematika Internasional, Kalahkan 7.000 Peserta Lain
Nuryati pun bangga dengan prestasi anaknya itu. Ia berharap Nono bisa meraih cita-citanya.
Kepala SD Inpres Buraen II Petrus Kase mengaku, Nono menjadi tutor pelajaran Matematika bagi teman-temannya di kelas.
Petrus berharap, prestasi Nono menjadi motivasi bagi teman-teman di sekolah untuk lebih giat belajar.
"Kami akan mempertahankan dan meningkatkan sehingga bukan hanya Nono saja, tapi ada Nono yang lain di SD Inpres Buraen II. Jadi, saya sebagai kepala sekolah bersama teman-teman guru akan menyusun strategi yang bagus sehingga meningkatkan cara-cara seperti ini," katanya.
Keberhasilan Nono, kata Petrus, tidak saja menjadi kebanggaan keluarga, tetapi bagi para guru SD Inpres Buraen, bahkan seluruh masyarakat NTT.
Sebelumnya, Nono menerima penghargaan juara satu kompetisi Matematika internasional tersebut di Kantor Gubernur NTT, Selasa (10/1/2023).
Acara itu dihadiri Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Bupati Kupang Korinus Masneno, Founder ABG Amerika Serikat Juli Agustar Djonli, dan Founder ABG Indonesia Aguslina Angkasa.
Kemudian, Perwakilan Yayasan Pendidikan Astra Michael D Ruslim (YPA-MDR), Budi Prihantoro, dan Person in Charge (PIC) YPA-MDR Area Kabupaten Kupang Lilik Harjanto.
Hadir pula Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT Prisila Parera, para kepala sekolah, guru, serta siswa-siswi SD dan SMP penyandang bantuan donasi sekolah-sekolah binaan YPA-MDR di Kabupaten Kupang.
Baca juga: Ditolak Masuk Australia, 6 Warga India Terdampar di Rote Ndao NTT
Nono mendapatkan piala, sertifikat, dan hadiah uang tunai sebesar 200 dollar AS.
Penghargaan itu diserahkan oleh Juli Agustar Djonli selaku Founder Abacus Brain GYM (ABG) Amerika Serikat. Prestasi Nono diapresiasi oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.
“Walaupun di luar sana kita masih dianggap provinsi miskin, tapi kita patut berbangga karena bisa melahirkan anak yang sangat berprestasi di kancah Internasional, seorang juara dunia dalam diri Nono,” kata Viktor.
"Hari ini, Nono telah membuktikan, bukan hanya kepada kita yang hadir, tapi juga kepada seluruh dunia bahwa peradaban kemajuan suatu daerah hanya bisa diperoleh dan dibangun melalui ketekunannya dalam dunia pendidikan," sambung Viktor.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.