KOMPAS.com - Mantan karyawan Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia (Unibi), Deni Lugina, menjadi sorotan usai menulis twit yang diduga berisi umpatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Wali Kota Solo yang juga putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, mengaku tak mempermasalahkan twit tersebut.
Gibran juga mengatakan, dirinya idak pernah mempermasalahkan unggahan-unggahan di media sosial yang kerap menghina dirinya ataupun keluarganya.
"Santai wae semua dimaafkan. Wis biasalah. Santai wae," ujarnya di Solo, Jawa Tengah, Rabu (18/1/2023).
Mengenai twit viral mantan karyawan Unibi yang menyinggung Jokowi, Gibran menilai unggahan itu biasa saja dan tidak ekstrem.
"Ora. Ora ekstrem. Lha opo toh ekstreme? Ketoke biasa wae. Wis biasa (Enggak. Enggak ekstrem, memang ekstrem? Kayaknya biasa saja. Sudah biasa)," ucapnya, Senin (16/1/2023).
Baca juga: Gibran Cari Nomor Telepon Mantan Karyawan Unibi yang Hina Jokowi: Nanti Saya Carikan Kerja
Usai kabar Deni Lugina mengundurkan diri dari Unibi tersiar, Gibran mengaku tengah mencari nomor telepon pria tersebut. Gibran mengaku ingin mencarikan kerja.
"Ya nak menowo (seumpama) dia pengin cari pekerjaan lain kan coba kita bantu ya. Kan mesakke (kan kasihan)," ungkapnya, Rabu.
Saat ditanya apakah pekerjaan tersebut di Solo, Gibran menuturkan bahwa pekerjaan itu sesuai yang diinginkan. Ia siap mencarikan pekerjaan karena kasihan terhadap keluarga Deni.
"Ya nengdi mengko tak goleke (ya di mana nanti saya carikan). Mesakke nak duwe anak bojo (kasihan kalau punya anak istri)," tuturnya.
Namun, Gibran mengaku belum memperoleh nomor telepon Deni karena akun mantan karyawan tersebut telah ditutup.
"Belum (dapat). Nak ono sik duwe cobo (kalau ada yang punya coba)," terangnya.
Suami Selvi Ananda ini menegaskan, dirinya tidak punya maksud lain dalam mencari nomor telepon Deni. Gibran mengaku hanya ingin mencarikan pekerjaan karena merasa kasihan setelah Deni berhenti dari pekerjaannya di Unibi.
"Intine aku ora duwe niatan opo-opo (intinya aku tidak punya niatan apa-apa). Itu kan keputusannya (memecat) kampus terkait. Dudu aku (bukan aku). Mosok aku ngakon-ngakon uwong untuk dipecat (masak aku menyuruh-nyuruh orang untuk memecat). Nggak baik juga jupuk rejekine uwong (tidak baik juga mengambil rezekinya orang)," paparnya.