Upaya konservasi gaajah sumatera diperkuat dengan Program Forestry, yang melibatkan masyarakat di sekitar area jelajah (home range) gajah liar.
Bersama RSF, PHR mendorong pemulihan habitat gajah dengan menanam tanaman pakan di area perlintasan gajah.
Selain itu, menanam tanaman yang rendah gangguan atau tidak disukai gajah, tapi bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat.
Baca juga: Lewat Jalan Tol Ini Pengendara Bisa Lihat Gajah Liar
Total luas area tanam pohon hingga saat ini mencapai 224 hektar. Tersebar di empat desa dan dua kecamatan di Bengkalis.
Pengayaan tanaman pakan di area perlintasan gajah, diharapkan dapat mencegah satwa mendekati perkebunan atau permukiman warga.
"Selain memberikan dampak pada satwa dan lingkungan, kita juga memberikan dampak ekonomi untuk masyarakat yang lebih luas," kata Rudi.
Sementara itu, Kepala BBKSDA Riau Genman Suhefti Hasibuan mengucapkan terima kasih atas dukungan PHR bagi dunia konservasi.
Baca juga: Anak Gajah Sumatera di Taman Wisata Alam Buluh Cina Riau Mati karena Virus
GPS Collar dari PHR, dinilai sangat membantu petugas di lapangan dalam melakukan mitigasi konflik gajah dengan manusia.
"GPS Collar yang kita terima dari PT Pertamina Hulu Rokan, merupakan alat untuk melakukan deteksi dini keberadaan gajah secara real time. Tentunya dengan kita tahu posisi gajah, kita bisa menginformasikan kepada unit-unit mitigasi di lapangan agar bisa melakukan penghalauan. Sehingga, gajah tidak merusak kebun, harta benda termasuk jiwa masyarakat,” ujar Genman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.