Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Perundungan Siswi SMK di Batam Belum Temukan Titik Terang hingga Berlanjut Saling Lapor Polisi

Kompas.com - 18/01/2023, 19:27 WIB
Riska Farasonalia

Editor

KOMPAS.com - Kasus dugaan perundungan atau bulling yang menimpa SI (17) siswi SMK di Batam, Kepulauan Riau (Kepri) menemukan titik terang.

Kini kasus perundungan yang diduga dilakukan oleh dua guru di sekolah tersebut berlanjut dilaporkan orangtua murid ke pihak kepolisian.

Namun, guru yang dilaporkan orangtua murid itu justru melaporkan balik karena merasa ada intimidasi.

Baca juga: Diduga Dibully Teman dan Guru, Siswi SMK di Batam Pindah Sekolah hingga Dapat Bantuan Psikiater

Kasus perundungan

Orangtua murid, Indra Juniarti, melaporkan kasus tersebut ke polisi karena merasa anaknya dirundung oleh dua gurunya yakni AH dan S.

"Laporan kepolisian sudah kami lakukan tepat satu minggu yang lalu ke Polresta Barelang. Yang dilaporkan dua oknum guru bekas sekolah anak saya, yakni oknum guru berinisial AH dan S," kata Juniarti, Senin.

Indra merasa harus melaporkan dua guru tersebut karena ada tindak kekerasan yang dialami anaknya.

"Awal laporan memang kita lakukan terhadap dua oknum guru. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan ada terduga lain yang turut terlibat," jelas dia.

Menurut dia, sekolah sempat melakukan upaya mediasi dengan guru yang diduga merundung.

Namun, hingga saat ini, mediasi tersebut tidak mendapat titik terang.

"Awal kami buat laporan, pihak sekolah sempat berusaha menemui kami. Namun, tidak ada titik terang juga," terang Indra.

Akibat perundungan yang terjadi di sekolah, anaknya sampai harus menjalani sesi terapi dengan psikiater.

"Saat ini anak saya masih terapi, walau sudah pindah sekolah dia masih merasa takut apabila ada di keramaian," pungkas dia.

Ada intimidasi

Sementara itu, guru yang dilaporkan orangtua murid terduga korban perundungan melakukan laporan balik karena merasa ada intimidasi.

Diketahui dua guru tersebut mengajar di SMK Satu Bangsa Harmoni, Bengkong, Batam.

Kuasa hukum AH dan S, Suherman mengatakan, pihaknya mewakili para guru melaporkan tindakan intimidasi yang dilakukan orangtua murid.

"Saya selaku kuasa hukum para guru dan bukan mewakili pihak sekolah, datang dan melapor tindakan intimidasi wali murid ke pihak Propam Polda Kepri. Kenapa ke sana, karena beliau adalah seorang anggota Polri aktif," kata dia, Selasa.

Mediasi bawa senpi

Dia menyebut, tindakan intimidasi dan dugaan pelanggaran kode etik yang dilaporkan akibat wali murid yang membawa senjata api saat mediasi berlangsung sebanyak lima kali di lingkungan sekolah.

Mediasi yang dimaksud terkait adanya dugaan perundungan yang disebut dilakukan oleh oknum guru di sekolah tersebut.

"Dari lima kali mediasi yang telah dilakukan. Dia dua kali datang ke dalam sekolah dengan berseragam lengkap dan membawa senjata api. Itu maksudnya apa?" jelas dia.

Suherman menambahkan, wali murid mantan siswi ini juga telah menyebutkan meminta ganti rugi kepada kliennya.

"Dia juga kerap menyebut minta ganti rugi, yang belum disebutkan angkanya. Namun, hal ini menyulitkan klien saya karena, sebagai guru, penghasilan mereka tidak banyak," ucap dia.

Baca juga: Siswi SMK di Batam Di-bully Teman dan Guru, Kadisdik Kepri Mengaku Belum Terima Laporan

Akun medsos dilaporkan

Selain itu, pihaknya juga akan melaporkan sebuah akun Instagram Faleymc_99 karena mengunggah sebuah video yang terkesan mengintimidasi para guru di SMK Satu Bangsa Harmoni Batam.

Unggahan itu merupakan sebuah video yang memperlihatkan aksi penembakan terhadap satu kelompok.

"Aku dan teman-teman yang sedang menyerbu sekolah SMK Harmoni Batam karena ada korban bullying oleh murid dan guru di sana," tulis akun tersebut.

Pihaknya juga meminta kepada Dinas Pendidikan Kepulauan Riau agar memberikan perhatian lebih terhadap nasib kliennya.

"Saya juga meminta agar Disdik Kepri maupun Pak Presiden untuk memberikan perhatian lebih ke klien saya. Mereka tenaga pendidik yang kini tertekan karena kasus ini," harapnya.

2 orang diperiksa

Sementara itu, melalui telepon, Kanit PPA Polresta Barelang Ipda Dwi Dea Angraini mengatakan, pemeriksaan terhadap kasus perundungan tersebut sudah dua orang yang diperiksa

"Kemarin sudah kami lakukan periksa ibu oleh penyidik," kata Dea, Selasa.

Dea menambahkan, kasus perundungan terhadap anak tersebut kini masih dalam tahap penyelidikan

"Masih kami lidik dan untuk terlapor masih belum kami panggil dan periksa," pungkas dia.

Sebelumnya, kasus tersebut mencuat setelah orangtua murid melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak sekolah.

Pihak sekolah sudah melakukan upaya mediasi beberapa kali, akan tetapi belum menemukan titik terang.

Sehingga orangtua murid terpaksa memilih memindahkan sekolah anaknya lantaran merasa tertekan hingga membutuhkan bantuan psikiater.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Batam, Hadi Maulana | Editor Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com