FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat, kurang lebih 30 ekor babi ternak di wilayah itu mati mendadak.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur Vian Kiti Tokan mengatakan, pihaknya telah mengirim tujuh sampel darah babi yang mati ke Balai Besar Veteriner Denpasar Bali.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, lanjut Tokan, satu di antara tujuh sampel dinyatakan positif terpapar virus African Swine Faver (ASF).
"Kita ambil tujuh sampel dan ada satu yang sudah positif," ujar Tokan dalam keterangannya, Rabu (18/1/2023).
Baca juga: Cegah ASF, Pemkab Larang Peternak Bawa Babi dari Luar Daerah ke Lembata
Tokan mengatakan, babi yang positif ASF merupakan ternak bantuan dari pemerintah pusat yang diperuntukkan bagi warga Flores Timur.
Awalnya ternak tersebut telah dilakukan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) dan dinyatakan negatif ASF. Namun, kuat dugaan terpapar virus setelah satu minggu berada di Larantuka.
Kendati demikian, kata Tokan, wabah ASF belum menyebar ke ternak lain yang ada di wilayah Flores Timur.
Oleh sebab itu, pihaknya akan terus melakukan upaya pencegahan secara simptomatik mengingat obat ASF belum ditemukan.
"Karena ASF ini tidak ada obat, jadi kita melakukan pengobatan simptomatik atau mengobati gejala, kemudian melakukan disinfeksi," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur Sebas Sina Kleden meminta para peternak untuk segera melaporkan kepada pemerintah atau petugas kesehatan hewan setempat bila ternak babi sakit atau mati mendadak.
Ia juga melarang membawa babi hidup ataupun dalam bentuk olahan dari wilayah lain ke Kabupaten Flores Timur.
Baca juga: 48 Hewan Ternak Babi di Kupang Mati Mendadak, Sampel Darah Diuji hingga Pemda Keluarkan Surat Edaran
"Kita juga sudah melarang keras mendistribusikan daging babi yang berasal dari babi sakit ataupun mati akibat penyakit," ujarnya.
Kleden mengatakan, hingga saat ini belum ditemukan obat atau vaksin untuk menyembuhkan maupun mencegah penyakit ASF.
Kendati demikian, tambahnya, gejala klinis penyakit ASF seperti, panas tinggi, kulit memerah, muntah dan diare, darah keluar dari mulut dan hidung, dan mati mendadak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.