BATAM, KOMPAS.com – Kepala BP Batam, Muhammad Rudi beberapa waktu lalu menyebutkan wacana BP Batam akan kembali berinvestasi dalam pengelolaan air baku Batam sejumlah Rp 4,5 triliun.
Namun hal ini berdampak pada penyesuaian tarif air bagi para pelanggan. Mengingat penyesuaian tarif ini perlu dilakukan untuk pergantian pipa air dan Water Treatment Plant (WTP) yang dianggap telah termakan usia.
“Pengelola air sebelumnya, kontrak dengan BP Batam di 1995 habis 2020, selama 25 tahun. Walhasil, seluruh jaringan pipa sudah termakan usia. Jadi (jaringan pipa) yang hadir pertama, semuanya sudah kadaluarsa,” jelas Rudi.
Menurut Rudi, saat ini untuk mendapat satu kubik air bersih hanya membayar sebesar Rp 2.500, sedangkan air dalam satu drum dihargai Rp 20.000.
“Sementara itu, satu kubik itu kira-kira lima drum. Jadi sudah tidak sesuai lagi. Saya minta SPAM Batam dan PT Moya Indonesia untuk bisa berhitung kebutuhan uang berapa untuk ganti pipa sesuai kebutuhan. Maka didapati angka Rp 4,5 triliun. Uangnya dari mana, dari kita semua. Ada penyesuaian untuk (tarif) air ini nantinya. Kalau tidak, maka tidak akan selesai. Hidup sana, mati di sini, karena tidak mampu,” tegas Rudi.
Baca juga: Jokowi: Makin Banyak Bendungan Semakin Baik, Karena Air Tak Dibiarkan ke Laut
Berkaitan dengan hak tersebut, PT Adhya Tirta Batam (ATB), selaku mantan pengelola air baku di Kota Batam, Kepulauan Riau menganggap bahwa wacana investasi untuk peremajaan pipa utama distribusi air bersih Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam berpotensi pemborosan.
"Mengapa (tidak tepat)? Karena keuntungan yang didapat oleh Badan Usaha Sistem Penyediaan Air Minum (BU SPAM) Batam ternyata cukup fantastis," kata Presiden Direktur PT Adhya Tirta Batam (ATB) Benny Andrianto ATB, Rabu (18/1/2023).
Dengan laba tersebut, Benny menilai, seharusnya dapat dijadikan modal investasi, tanpa harus membebani masyarakat dengan wacana kenaikan tarif.
Baca juga: Warga Terdampak Banjir di Pati Kesulitan Akses Air Bersih, Dinkes Kirim Penjernih Air
"Jika mengacu pada SK tarif air bersih tahun 2010, maka rata-rata tarif air bersih di Batam adalah Rp 6 ribu/m3," teranf Benny.
Berdasarkan hasil tender Operation and Maintenance (OM) yang dilakukan BP Batam diketahui, operator pengelola dibayar Rp 2.400/m3. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka BP Batam masih mendapat keuntungan sebesar Rp 3.600/m3.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.