SEMARANG, KOMPAS.com - Menjelang Hari Imlek, kawasan Pecinan, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) mulai ramai. Sejumlah klenteng juga mulai dibersihkan.
Namun ada yang beda di Pecinan Kota Semarang. Di Gedung Perkumpulan Sosial Boen Hian Tong atau Rasa Dharma terdapat altar Presiden Ke-4 Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Peletakan altar Gus Dur di Pecinan bukan tanpa sebab. Gus Dur dinilai berjasa bagi warga Tionghoa Indonesia
Baca juga: Perayaan Imlek, Etnis Tionghoa di Pecinan Semarang Sajikan Makanan Kesukaan Gus Dur untuk Sembahyang
Pengurus Yayasan Rasa Dharma, WS Andi Gunawan mengatakan, warga Tionghoa merasa terbantu saat Gus Dur menjadi Presiden Indonesia.
"Jasa Gus Dur untuk warga Tionghoa begitu besar," jelasnya kepada Kompas.com, Senin (16/1/2023).
Dia menjelaskan, altar Gus Dur sengaja diletakan di Gedung Rasa Dharma untuk menghormati arwah para leluhur termasuk arwah mendiang Gus Dur.
"Jadi ini diletakkan di sini sebagai wujud penghormatan,” katanya.
Tak hanya meletakkan altar, warga Tionghoa juga mengadakan doa bersama untuk arwah Gus Dur ketika menjelang Hari Imlek dan saat haul Gus Dur.
"Kalau berdoa untuk Gue Dur dan haul itu rutin tahunan," imbuh Andi.
Menurutnya, hanya Gedung Rasa Dharma Pecinan, Kota Semarang yang ada papan arwah atau altar Gus Dur di Indonesia.
"Kemungkinan ini hanya ada di sini altar Gus Dur," ujarnya.
Bentuk altar Gus Dur juga dibuat dengan filosofi dan bentuk altar sesuai dengan anjuran Gus Mus yang merupakan sahabat Gus Dur.
Baca juga: Jelang Imlek, Ratusan Patung di Klenteng Eng An Kiong Kota Malang Dibersihkan
“Kalau dilihat ini altar Gus Dur berbeda dengan yang lain sesuai anjuran Gus Mus,” ungkapnya.
Untuk menghormati Gue Dur dan warga muslim, menu makanan sajian altar yang biasanya ada daging babi diganti dengan daging kambing.
"Biasanya ada tiga sajian seperti daging ikan, ayam dan babi. Namun untuk babi diganti dengan daging kambing," ungkapnya.
Selain tidak menyajikan daging babi, warga Tionghoa di Rasa Dharma juga tidak menyajikan daging sapi. Hal ini mengingat ada kalangan warga yang tidak memakan sapi.
Baca juga: Ritual Bersih Rupang di Wihara Welas Asih Cirebon, Momen Bersihkan Jiwa Jelang Imlek
"Inilah contoh keberagaman dan toleransi,"ujarnya.
Dia menambahkan, ketika Imlek warga Tionghoa juga mengadakan acara basuh kaki orang tua yang diadakan di Gedung Rasa Dharma.
"Acara ini tahunan setiap menjelang Imlek sebagai simbol penghormatan kepada orang tua," imbuhnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.