AMBON,KOMPAS.com-Ratusan warga korban gempa M 7,5 di Desa Watuwey, Kecamatan Dawelor Dawera, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, hingga kini masih terus bertahan di lokasi pegunungan, Sabtu (14/1/2023).
Warga masih terus mengungsi di lokasi pegunungan lantaran hingga kini mereka masih terus merasakan gempa susulan di wilayah tersebut.
Selain alasan tersebut, banyak rumah warga ddi desa tersebut juga rusak parah akibat terkena gempa.
Baca juga: BMKG: Sepekan Terakhir, Ada 53 Gempa yang Terjadi di Maluku
Desa Watuwey sendiri menjadi salah satu desa terparah terdampak gempa di Kabupaten Maluku Barat Daya.
Tercatat ada lebih dari 70 rumah warga di desa itu yang rusak, termasuk gereja, tiga sekolah dan juga fasilitas lainnya.
Gempa yang mengguncang wilayah itu juga menyebabkan tujuh warga di desa tersebut terluka, salah satu diantaranya mengalami luka parah.
Kepala Desa Watuwey Erley Wardulianus mengakui pascagempa 7,5 yang mengguncang wilayah itu saat ini masih ada sekitar 50 kepala keluarga yang masih mengungsi di wilayah pegunungan di desa tersebut.
“Sampai hari ini masih sekitar 50 kepala keluarga yang masih mengungsi di gunung, ya sebagian yang masih mengungsi,” kata Erley kepada Kompas.com saat dihubungi dari Ambon, Sabtu (14/1/2023).
Baca juga: Kepala BNPB: Kesiapsiagaan terhadap Gempa dan Tsunami di Maluku Merupakan Hal Wajib
Jumlah penduduk desa Watuwey sendiri tercatat sebanyak 120 kepala keluarga atau lebih dari 400 jiwa.
Saat ini sebagian warga telah kembali lagi ke desanya, tapi sebagian masih bertahan di lokasi pengungsian.
Menurut Erley, warga yang telah kembali ke desa banyak dari mereka tidak langsung tinggal di rumahnya karena rumahnya rusak.
Sebagian dari mereka yang telah kembali memilih mengungsi ke rumah kerabatnya yang rumahnya tidak rusak.
“Selain karena banyak rumah warga yang rusak, warga belum berani kembali karena hingga kini kita di sini masih terus merasakan gempa susulan jadi mereka khawatir, masih trauma. Saya sendiri tinggal di rumah keponakan saya karena rumah saya juga rusak, tapi saat samam saya tidurnya di teras rumah bukan di kamar,” ungkapnya.
Baca juga: Warga Dilarang Kunjungi Lokasi Kawah Berlumpur di Pulau Kawaba Tanimbar Maluku
Ia mengaku meski telah kembali ke desa tetapi istri dan anaknya masih tetap berada di lokasi pengungsian.
“Di sini saya hanya dengan anak saya yang tua, umurnya masih 9 tahun, istri masih di lokasi pengungsian,” katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.