SEMARANG, KOMPAS.com - Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) meningkat signifikan pada tahun 2022.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M Abdul Hakam mengatakan, total ada 857 kasus DBD pada periode tahun 2022 yang lalu.
"Angka itu naik signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya," jelasnya saat ditemui di kantornya, Kamis (12/1/2023).
Baca juga: Seorang Anak 10 Tahun di Gunungkidul Meninggal karena DBD
Dia menjelaskan, naiknya kasus kasus DBD disebabkan populasi nyamuk Aedes Aegypti tidak terkendali akibat curah hujan yang tinggi dan suhu lembab.
"Dalam sekali bertelur, nyamuk bisa menghasilkan hingga 300 butir," ujarnya.
Sampai saat, Dinas Kesehatan Kota Semarang berupaya menekan populasi nyamuk untuk menurunkan kasus DBD. Salah satunya dengan pengolahan sampah, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
"Selain itu kita juga melakukan peningkatan imunitas, dan mencegah virus dengue bermutasi," kata Hakam.
Di tahun yang sama, puluhan warga juga meninggal akibat DBD. Daerah dengan angka kematian paling banyak ada di Kecamatan Tembalang.
"Di Kecamatan Tembalang ada 30 orang yang meninggal akibat DBD," paparnya.
Hakam menambahkan, jumlah wilayah tertinggi kasus demam berdarah saat ini masih didominasi wilayah Banyumanik, Semarang Barat dan Tembalang.
"Kita akan memakai Wolbachia, kita masih menunggu dari pusat," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.