Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak PNBP Pascaproduksi 10 Persen, Ribuan Nelayan di Tegal Gelar Demonstrasi

Kompas.com - 12/01/2023, 15:25 WIB
Tresno Setiadi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Ribuan nelayan bersama pelaku usaha dan buruh harian di sektor perikanan di Kota Tegal, Jawa Tengah menggelar aksi demonstrasi pada Kamis (12/1/2023).

Dalam aksinya tersebut, mereka menolak pemberlakuan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 10 persen pascaproduksi yang diberlakukan pemerintah sejak 1 Januari 2023.

Kebijakan PP No. 85 Tahun 2021 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP yang berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dianggap memberatkan dan membawa efek domino matinya sektor perikanan tangkap.

Pantauan Kompas.com, mereka yang menamakan dirinya Front Nelayan Bersatu (FNB) Kota Tegal awalnya mendatangi Kantor Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari dan Kantor Wilayah Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP).

Baca juga: Hilang Saat Mencari Ikan, Nelayan Kwandang Ditemukan Tewas

Mereka ditemui Kepala PPP Tegalsari Tuti Suprianti. Usai menyampaikan aspirasi dan meminta dukungan, nelayan berjalan kaki sekitar lebih dari 1 kilometer di jalur Pantura menuju Kantor DPRD Kota Tegal.

Terlihat Kapolres Tegal Kota AKBP Rahmad Hidayat mendampingi nelayan dengan ikut berjalan kaki. Petugas kepolisian bahkan sempat melakukan rekayasa arus lalu lintas di jalan pantura Lingkar Utara (Jalingkut).

Di halaman Kantor DPRD, nelayan kembali berorasi. Mereka ditemui pimpinan DPRD Kusnendro dan Habib Ali Zaenal hingga Wali Kota Dedy Yon. Perwakilan nelayan selanjutnya diterima untuk audiensi.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Tengah Riswanto mengatakan, setidaknya ada enam poin yang menjadi tuntutan nelayan, pelaku usaha dan buruh sektor perikan.

Salah satu yang utama adalah menolak pemberlakuan PNBP pasca produksi dengan indeks tarif sebesar 10 persen.

"Menyampaikan enam poin tuntutan. Di antaranya menolak PNBP pascaproduksi 10 persen dan ada penurunan PNBP tidak lebih dari 5 persen. Kemudian menolak sanksi denda administrasi 1.000 persen, dan perluasan daerah tangkap nelayan jaring berkantong," kata Riswanto.

Menurut Riswanto, selain PNBP, selama ini nelayan juga dibebani retribusi daerah melalui aktovitas di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan tambat labuh.

"Ketika diakumulasi PNBP 10 persen dan retribusi daerah tentu akan lebih memberatkan pelaku usaha dan tentu juga bagi hasil dengan nelayan," kata Riswanto.

Baca juga: Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Cianjur, Nelayan Diimbau Tak Melaut

Alhasil, dampaknya sektor perikanan bisa mati pelan-pelan. Pasalnya biaya operasional cukup tinggi belum ditambah harga BBM industri yang kian mahal.

Menurut Riswanto seharusnya pemerintah tidak perlu terburu-buru menjalankan Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2021 yang berlaku pada KKP.

"Pak Dirjen KKP menyampaikan PP 85 Tahun 2021 masih dalam proses revisi. Pertanyaan kami ketika masih revisi kenapa sudah diberlakukan? Seharusnya masih ditunda sampai hasil revisi terbaru terbit," kata Riswanto.

Riswanto mengungkapkan, jika tuntuan nelayan tidak dipertimbangkan pemerintah, maka pihaknya akan menggelar aksi demonstrasi yang lebih besar lagi.

"Kalau tidak didengarkan kita akan lakukan aksi lebih besar. Baik di daerah maupun di Jakarta. Karena saat ini yang sudah tidak kuat sudah mulai berpikir untuk menjual kapalnya," pungkas Riswanto

Ketua DPRD Kota Tegal Kusnendro mengatakan, pihaknya menampung aspirasi nelayan. Bersama Wali Kota Tegal, akan berkirim surat ke Presiden Joko Widodo agar yang menjadi aspirasi nelayan bisa dipertimbangkan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Prabowo: Saya Tidak Mengajak Saudara Pilih Saya, Tapi Berdoa dalam Hati

Prabowo: Saya Tidak Mengajak Saudara Pilih Saya, Tapi Berdoa dalam Hati

Regional
Beri Sambutan saat HUT PSI, Prabowo Ngaku Kewalahan Jadi Anak Buah Jokowi

Beri Sambutan saat HUT PSI, Prabowo Ngaku Kewalahan Jadi Anak Buah Jokowi

Regional
Gibran saat di Karawang: Santai, Dijogetin Aja.....

Gibran saat di Karawang: Santai, Dijogetin Aja.....

Regional
PSI Klaim Dukungan Jokowi dalam Baliho Kampanye, Pengamat: Manfaatkan Endorsement Jokowi untuk Menangkan Pemilu

PSI Klaim Dukungan Jokowi dalam Baliho Kampanye, Pengamat: Manfaatkan Endorsement Jokowi untuk Menangkan Pemilu

Regional
Tanggapi Ganjar soal Nusakambangan, Anies Sebut Koruptor Harus Dimiskinkan, RUU Perampasan Aset Obat Mujarab

Tanggapi Ganjar soal Nusakambangan, Anies Sebut Koruptor Harus Dimiskinkan, RUU Perampasan Aset Obat Mujarab

Regional
Ada Kaos dan Spanduk Bertuliskan 'PSI PARTAI JOKOWI', Grace Natalie: Sesuai Tulisannya

Ada Kaos dan Spanduk Bertuliskan "PSI PARTAI JOKOWI", Grace Natalie: Sesuai Tulisannya

Regional
Mic Sering Mati saat Sambutan, Kaesang: Belum Masuk Senayan Mic Sudah Mati

Mic Sering Mati saat Sambutan, Kaesang: Belum Masuk Senayan Mic Sudah Mati

Regional
Kisah Pulau Galang, dari Kamp Vietnam, RSKI Covid-19, hingga Opsi Penampungan Pengungsi Rohingya

Kisah Pulau Galang, dari Kamp Vietnam, RSKI Covid-19, hingga Opsi Penampungan Pengungsi Rohingya

Regional
Kaesang Bungkam Ditanya Soal Spanduk 'PSI PARTAI JOKOWI' saat HUT PSI di Semarang

Kaesang Bungkam Ditanya Soal Spanduk "PSI PARTAI JOKOWI" saat HUT PSI di Semarang

Regional
Wagub Edy Pratowo Secara Resmi Buka Jambore UMKM Kalteng Wilayah Timur

Wagub Edy Pratowo Secara Resmi Buka Jambore UMKM Kalteng Wilayah Timur

Regional
Kaesang: Kita Ingin Presiden Selanjutnya Dapat Meneruskan Presiden Jokowi

Kaesang: Kita Ingin Presiden Selanjutnya Dapat Meneruskan Presiden Jokowi

Regional
Pembunuhan Berantai di Wonogiri, Agung Dibunuh Tahun 2021 dan Sunaryo Dihabisi Tahun 2022

Pembunuhan Berantai di Wonogiri, Agung Dibunuh Tahun 2021 dan Sunaryo Dihabisi Tahun 2022

Regional
AHY kepada Seluruh Caleg Demokrat: Jangan Ragu Pasang Foto Pak SBY di Baliho

AHY kepada Seluruh Caleg Demokrat: Jangan Ragu Pasang Foto Pak SBY di Baliho

Regional
Disindir Suka Joget Minim Gagasan, Prabowo Cuek Ajak Ribuan Kader PSI Joget Bareng

Disindir Suka Joget Minim Gagasan, Prabowo Cuek Ajak Ribuan Kader PSI Joget Bareng

Regional
Pembunuhan Berantai di Wonogiri, 2 Korban Tewas Dibunuh Temannya Sendiri dengan Racun Potas

Pembunuhan Berantai di Wonogiri, 2 Korban Tewas Dibunuh Temannya Sendiri dengan Racun Potas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com