KUBU RAYA, KOMPAS.com - Seorang anak berusia 8 tahun, asal Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) mengalami luka dan harus operasi di bagian mata akibat bermain lato-lato.
Agar peristiwa tersebut tak terulang, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya mengeluarkan sejumlah kebijakan.
Baca juga: Siap-siap, Bawa Lato-lato ke Sekolah di Balikpapan Bakal Berujung Pemanggilan Orangtua
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran melarang anak-anak bermain lato-lato di lingkungan sekolah atau pendidikan.
“Permainan ini menimbulkan suara bising yang dapat mengganggu suasana belajar di sekolah dan juga bisa mengakibatkan cedera,” kata Muda saat dihubungi, Selasa (10/1/2023).
Menurut Muda, di dalam surat edaran yang ditujukan kepada pihak sekolah dari jenjang Pendidian Anak Usia Dini, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama seluruh Kabupaten Kubu Raya.
Muda juga meminta kepala sekolah membuat regulasi larangan dan sanksi terkait permainan lato-lato di lingkungan sekolah.
“Kepala sekolah segera melakukan koordinasi dan komunikasi intensif dengan komite sekolah dan orangtua peserta didik,” ucap Muda.
Baca juga: Larang Jan Ethes Main Lato-lato, Gibran: Berisik
Sebelumnya, anak berinisial AN itu pulang ke rumah dengan mata merah selepas bermain lato-lato di rumah temannya.
“Saya bujuk akhirnya dia cerita. Jadi pada saat main, lato-latonya pecah terus serpihannya tertancap di matanya,” ujar ayah korban, AJ.
Usai mengetahui penyebab mata anaknya terluka, AJ beserta anggota keluarga lainnya segera membawa AN ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis.
"Awal kejadian itu kami bawa dulu ke Kimia Farma kemudian mendapatkan rujukan ke RSUD Soedarso. Setelah dirawat ternyata harus di operasi dan berjalan lancar," ucap AJ.
AJ menjelaskan, kondisi anaknya kini mulai membaik usai menjalani operasi. Mata AN pun masih bisa melihat meski pandangannya masih sedikit buram.
Plt Kepala Sekolah SDN 07 Sungai Raya, Sulistini menekankan, kejadian yang menimpa AN bukan terjadi di sekolah, melainkan di lingkungan rumahnya saat periode libur sekolah.
Hal ini dia tekankan sebab informasi yang beredar di media sosial menyebut mata AN terluka saat bermain lato-lato di lingkungan sekolah.
“Yang beredar di media sosial itu sebenarnya bukan terjadi di sekolah. Waktu itu (saya) hanya mengimbau saja kepada guru-guru untuk melarang anak murid membawa lato-lato ke sekolah dan kejadiannya bukan di sekolah,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.