SALATIGA, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan Kota Salatiga belum mengatur permainan lato-lato di lingkungan sekolah. Permainan yang saat ini viral tersebut digemari berbagai kalangan karena mudah dimainkan.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Salatiga Nunuk Dartini mengungkapkan dari hasil pantuan di beberapa sekolah, permainan lato-lato cenderung dimainkan di rumah.
"Kalau di sekolah, tentu dari pihak sekolah yang bisa menerapkan kebijakan secara langsung. Intinya jangan menganggu proses dan kegiatan belajar mengajar," ujarnya, Senin (9/1/2023).
"Selama ini kecenderungannya lato-lato memang dimainkan di rumah, setelah pulang sekolah. Namun ini juga harus diatur dan diawasi, agar tidak menganggu waktu istirahat dan belajar siswa," kata Nunuk.
Nunuk juga mengimbau agar saat bermain lato-lato, anak-anak dalam pengawasan. Meski terlihat aman, namun ada potensi menyebabkan luka jika bola yang tergantung lepas dari tali.
"Intinya antisipasi, karena jika bola yang digantung lepas, bisa berbahaya jika kena kepala," ujarnya.
Orangtua siswa, Arief Syarifuddin mengaku lebih senang anaknya bermain lato-lato dari pada bermain ponsel.
"Kalau lato-lato ini kan juga bersosialisasi sama temannya. Kalau ponsel cenderung diam di rumah. Memang berisik, tapi kalau waktu shalat dan belajar, saya suruh berhenti," ungkapnya.
Seorang penjual latto-latto, Pujiono mengaku saat ini dalam sehari bisa menjual 70 hingga 100 buah per hari.
"Kalau sebelum viral itu, sehari laku lima buah. Sekarang memang ramai, bahkan bisa kehabisan stok juga," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.