Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akting Ibu Mertua di Lombok Tengah, Pura-pura Kaget Saat Temukan Mayat Menantunya, padahal Ikut Bunuh Korban

Kompas.com - 08/01/2023, 19:30 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Kasus pembunuhan di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, yang menewaskan seorang ibu rumah tangga berinisial FS (19), menjadi sorotan.

FS dibunuh oleh suaminya, MR (20), pada Selasa (3/1/2023). Ibu mertua korban, S (47); dan kakak ipar korban, SA (28), turut terlibat dalam kasus itu.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor (Polres) Lombok Tengah Iptu Redho Rizky Pratama mengatakan, ketiga pelaku memiliki peran masing-masing.

"Adapun peran masing-masing pelaku yakni MR suami korban mencekik leher korban menggunakan tangan, kemudian S kakak ipar korban menahan kaki dengan mengikat kaki korban, sehingga korban tidak bisa melakukan perlawanan," ujarnya, Rabu (4/1/2023).

Baca juga: Detik-detik Suami, Mertua dan Ipar Kerja Sama Bunuh IRT di Lombok Tengah, Bermula Minta Dibuatkan Kopi

Sedangkan, S berperan untuk mengambil tali di dapur untuk menjerat leher korban.

Setelah meyakini FS telah tewas, pelaku kemudian membuat skenario. Mereka merancang kematian korban agar terlihat seperti bunuh diri.

Pelaku lantas menggantung tubuh korban di kusen pintu.

"Setelah diyakini meninggal. Kemudian bersama-sama, MR memegang kepalanya, ibu S memegang ketiak, dan SA ipar memegang kaki untuk menggantung korban agar terlihat seperti bunuh diri," ucapnya.

Baca juga: Tak Ada Raut Penyesalan pada Ibu Mertua yang Ikut Bunuh Menantu di Lombok Tengah

Usai membunuh dan merekayasa kematian korban, SA dan MR keluar rumah. Sementara itu, S duduk di beranda rumah seolah tak terjadi peristiwa apa pun.

Jenazah FS diketahui oleh anak S berinisial R (13) yang baru pulang dari sekolah. Melihat jenazah FS, R pun langsung berteriak. Ia lantas memanggil ibunya.

S kemudian berpura-pura terkejut dan meminta bantuan ke tetangga agar menurunkan jenazah FS yang tergantung.

"Saya bilang tolong turunkan jenazahnya, warga ramai datang dan kemudian polisi ikut datang," ungkapnya di Polres Lombok Tengah, Jumat (6/1/2023).

Baca juga: Perempuan Asal Lombok Ditemukan Tewas Gantung Diri, Ada Bekas Jeratan di Lutut Korban

Pengakuan S

Rencana pembunuhan itu ternyata pernah disampaikan oleh MR kepada ibunya.

"Saya bilang sama dia (MR) waktu bilang mau bunuh istrinya, terserah kamu. Karena memang istrinya tidak mau disuruh kerja di rumah itu," tutur S.

Menurut S, selama tinggal serumah dengan FS, dirinya tak pernah bertengkar dengan sang menantu. Hanya saja, S mengaku kesal karena FS tidak pernah mau disuruh membantu beres-beres rumah dan mengurus kebutuhan suaminya.

"Dia hanya pegang HP saja tiap hari, suaminya suruh juga tidak mau. Karena itu dicekik oleh suaminya, terpaksa saya setuju jadinya, dan setelah dia dicekik saya diminta ambil tali untuk menggantungnya," jelasnya.

Kata S, FS hanya mau disuruh oleh Ariah (55), yang merupakan suami S atau bapak mertua FS. S pun merasa cemburu lantaran hanya patuh pada bapak mertuanya.

Kini, S mengaku menyesal atas perbuatannya.

"Ya menyesal, sudah telanjur, mau apa lagi, tidak tahu kalau akhirnya seperti ini," terangnya.

Baca juga: Ini Alasan Suami, Mertua, dan Ipar Berkomplot Bunuh IRT di Lombok Tengah

Halaman:


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

75 Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan, 23 Meninggal, Pencarian Resmi Dihentikan

75 Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan, 23 Meninggal, Pencarian Resmi Dihentikan

Regional
Berkunjung ke Burjo Sriwijaya, Warung Burjo Pertama di Kota Semarang

Berkunjung ke Burjo Sriwijaya, Warung Burjo Pertama di Kota Semarang

Regional
Sebut PDI-P Bakal Tetap Kuat meski Jadi Oposisi, Pengamat Undip: Sudah Terlatih

Sebut PDI-P Bakal Tetap Kuat meski Jadi Oposisi, Pengamat Undip: Sudah Terlatih

Regional
Berkenalan dengan Komunitas Semarangker, Wadah Penjelajah Tempat Angker di Semarang

Berkenalan dengan Komunitas Semarangker, Wadah Penjelajah Tempat Angker di Semarang

Regional
Warga Semarang Diminta Waspadai Pneumonia Saat ke Luar Negeri

Warga Semarang Diminta Waspadai Pneumonia Saat ke Luar Negeri

Regional
Sejarah Gereja Katedral Kupang, Bermula dari Sebuah Rumah Pastoran

Sejarah Gereja Katedral Kupang, Bermula dari Sebuah Rumah Pastoran

Regional
Jaksa Tuntut Mantan Direktur RSUD Sumbawa 7 Tahun Penjara

Jaksa Tuntut Mantan Direktur RSUD Sumbawa 7 Tahun Penjara

Regional
Cerita Pilu Warga Garut Korban Penipuan Umrah, Uang Rp 30 Juta dari Jual Tanah Tak Kembali

Cerita Pilu Warga Garut Korban Penipuan Umrah, Uang Rp 30 Juta dari Jual Tanah Tak Kembali

Regional
Ekspor UMKM di Ambon Terganjal Buyer Nakal

Ekspor UMKM di Ambon Terganjal Buyer Nakal

Regional
Dandim Brebes Larang Anggota TNI Arahkan Keluarganya untuk Mendukung Peserta Pemilu

Dandim Brebes Larang Anggota TNI Arahkan Keluarganya untuk Mendukung Peserta Pemilu

Regional
Batik Lampung, dari Sejarah Singkat hingga Motif

Batik Lampung, dari Sejarah Singkat hingga Motif

Regional
Sindikat Penyelundupan Kendaraan Bodong ke Timor Leste Dibongkar, Satu Motor Dijual Rp 3 Juta

Sindikat Penyelundupan Kendaraan Bodong ke Timor Leste Dibongkar, Satu Motor Dijual Rp 3 Juta

Regional
Pemprov Banten Berencana Larang Penunggak Pajak Kendaraan Isi BBM di SPBU

Pemprov Banten Berencana Larang Penunggak Pajak Kendaraan Isi BBM di SPBU

Regional
Ada Dua Momen yang Dinilai Bakal Pengaruhi Hasil Pilpres, Salah Satunya HUT PDI-P

Ada Dua Momen yang Dinilai Bakal Pengaruhi Hasil Pilpres, Salah Satunya HUT PDI-P

Regional
Kasubag Lapas Tanjungpinang Dapat Sabu Gratis dari Napi, lalu Dijual Anaknya

Kasubag Lapas Tanjungpinang Dapat Sabu Gratis dari Napi, lalu Dijual Anaknya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com