KOMPAS.com - Sempat diduga bunuh diri, wanita berinisial FS (19) yang jasadnya ditemukan tergantung di rumahnya di Dusun Pondok Komak, Desa Lantan, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, ternyata korban pembunuhan.
Ibu rumah tangga tersebut dibunuh oleh suaminya, MR (20); dan dibantu oleh ibu mertua korban, S; serta kakak iparnya, SA. FS dibunuh pada Selasa (3/1/2023).
Kasus pembunuhan ini terbongkar usai polisi menemukan kejanggalan pada jasad korban.
"Setelah dilakukan olah TKP, ditemukan ada kejanggalan dari hasil olah TKP, yaitu posisi korban tergantung, kakinya menyentuh lantai dan posisi lehernya yang digantung sangat rendah," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor (Polres) Lombok Tengah Iptu Redho Rizki Pratama, Rabu (4/1/2023).
Baca juga: IRT yang Ditemukan Menggantung di Rumahnya Ternyata Dibunuh Suami, Mertua, dan Ipar
Temuan kejanggalan itu diperkuat dengan hasil otopsi terhadap jasad korban. Dalam otopsi ditemukan bekas luka jeratan di bagian kaki korban yang diduga bentuk tindak kekerasan.
"Intinya ada luka yang mengarah kepada kekerasan," ucapnya.
Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi kemudian menyelidiki dan memeriksa keluarga terdekat.
"Setelah kami periksa, suami korban mengakui perbuatannya melakukan pembunuhan bersama ibu dan kakaknya," ungkapnya.
Baca juga: Perempuan Asal Lombok Ditemukan Tewas Gantung Diri, Ada Bekas Jeratan di Lutut Korban
Jenazah FS ditemukan oleh adik ipar korban, R (13), sekitar pukul 11.30 Wita, saat baru pulang dari sekolah.
"Saksi R langsung masuk ke kamar korban dan melihat posisi korban dengan leher terikat tali dan tergantung. Melihat kejadian tersebut, saksi R langsung berteriak memanggil S (50), mertua korban," tutur Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Batukliang Utara Iptu Sribagyo, Selasa (3/1/2023).
Baca juga: Tak Ada Raut Penyesalan pada Ibu Mertua yang Ikut Bunuh Menantu di Lombok Tengah
Mendengar dirinya dipanggil oleh R, S lantas menuju sumber suara. Ketika menemukan jasad FS, S langsung berteriak meminta tolong.
"S yang juga kejadian itu langsung berteriak memanggil tetangganya yang ada di sekitar rumah. Mendengar teriakan S, tetangga pun berdatangan dan langsung menghubungi suami korban yang saat itu sedang bekerja di kebun," terangnya.
Ternyata, kepanikan S tersebut hanyalah pura-pura.
Usai membantu anaknya yang membunuh korban, S duduk di beranda rumah, seolah-olah tak terjadi apa-apa. Adapun dua anaknya, SR dan MR, keluar rumah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.