PURWOREJO, KOMPAS.com - Kasus dugaan pemerkosaan anak disabilitas di Kabupaten Purworejo memang sudah terjadi selama kurang lebih 6 bulan. Meski demikian polisi sulit menangkap pelaku karena minimnya bukti yang ada.
Selain itu, korban yang mengalami disabilitas tuna rungu dan tuna wicara tersebut sulit untuk dimintai keterangan. Bahkan polisi pun telah mendatangkan ahli isyarat untuk menggali keterangan korban, namun hasilnya masih belum maksimal.
Hal itu disampaikan Kasatreskrim Polres Purworejo, AKP Kusen Martono saat ditemui di kantornya pada Sabtu (7/1/2023). Kusen menyebut, saat ini pihak kepolisian terus mengembangkan penyelidikan kasus tersebut dan masih memburu pelaku.
"Saat ini masih dalam proses dan masih berlanjut, namun ada beberapa kendala yang dihadapi oleh penyidik," kata Kusen.
Beberapa kendala yang dihadapi penyidik, yakni sulitnya menggali keterangan dikarenakan korban mengalami disabilitas. Kusen menambahkan, penyidik saat ini kesusahan dalam menggali keterangan dan pihaknya meminta bantuan salah satu LSM untuk berkomunikasi.
Meski demikian Kusen menyebut, pihaknya akan terus melacak keberadaan terduga pelaku. "Sementara itu petunjuk, saksi-saksi dan alat bukti yang menuju ke tersangka saat ini belum ditemukan oleh penyidik," kata dia.
Diketahui sebelumnya, kejadian dugaan pemerkosaan terhadap anak disabilitas ini sudah terjadi sejak 6 bulan yang lalu.
Kejadian rudapaksa tersebut dialami TP (inisial) setelah kenal dengan seseorang di media sosial. Meski kurang bisa berkomunikasi dengan masyarakat sekitar, TP mampu mengoperasikan handphone dan sosial media.
S, ayah korban menjelaskan kronologi kejadiannya, pada 6 Juni 2022 yang lalu, TP diantar ke sebuah kedai es di dekat alun-alun Kecamatan Kemiri tempat biasa TP bermain. TP diantar pada pukul 09.00 WIB, kemudian S pergi ke Puskesmas setempat untuk periksa kesehatan.
Setelah pulang dari Puskesmas, S kemudian pulang kerumah dan baru menjemput TP pada pukul 16.00 WIB. Betapa kagetnya S mengetahui anaknya sudah tidak ada dikedai es tempat anaknya bermain.
"Sampai disana penjaganya bilang kalau sudah dijemput orang dan berjalan ke arah Kutoarjo," kata S
Pada pukul 08.15 WIB keesokan harinya akhirnya TP ditemukan sedang berjalan di pojok alun-alun Kemiri ke arah barat dengan sempoyongan. Malangnya, korban kembali dengan keadaan pendarahan hebat di alat vitalnya.
"Sudah dalam keadaan sempoyongan dan banyak darah, terus saya bawa ke Puskesmas tapi tidak sanggup dirujuk ke RS Palang Biru juga tidak sanggup akhirnya dirujuk ke RSUD (Tjitrowardoyo) Purworejo," kata dia.
Baca juga: Ibu Curhat soal Penanganan Dugaan Pemerkosaan Gadis Disabilitas di Bantul Viral, Ini Kata Polisi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.