YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pengosongan kawasan pertokoan di Jalan Perwakilan yang merupakan jalan penghubung dengan Jalan Malioboro menjadi polemik.
Pasalnya, para pedagang yang menduduki area tersebut tidak diberi kesempatan untuk mengeluarkan barang-barang yang berada di dalam toko.
Ketua Forum Komunikasi dan Koordinasi Perwakilan (FKKP) Adi Kusuma menyayangkan langkah yang diambil oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta.
Ia menilai Pemkot tidak melakukan pengosongan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
"Tidak melakukan prosedur dengan benar, surat edaran diberi pagi dan langsung ditutup apakah itu manusiawi? Barang kami juga masih banyak di dalam semua," ujar dia, Rabu (4/1/2023),
Sebelum dilakukan penyegelan, pihaknya menghendaki untuk dilakukan komunikasi dengan penjabat (Pj) Wali kota terlebih dahulu. Namun, permintaannya belum terealisasi sampai sekarang.
"Kemarin kami bilang kalau mau dialog siapa tahu sudah ada solusi, kenapa kok nggak dihadapi (hari ini). Ke Pemkot kita dilarikan ke provinsi, ke provinsi kami dilarikan ke Pemkot," ucap dia.
Baca juga: Sudah Bayar Sewa Rp 70 Juta, Pedagang di Jalan Perwakilan Malioboro Kecewa Harus Kosongkan Toko
Ia kembali menegaskan, pihaknya tidak menolak pembangunan Jogja Planning Gallery (JPG) tetapi dia menginginkan adanya dialog sehinnga dapat diambil solusi yang saling menguntungkan.
"Kami mendesak, kami punya keluarga punya karyawan carikan solusi kami tidak menolak kami buka dialog win-win solution," ucap dia.
Jumlah kios yang ditutup dan disegel pada hari ini sebanyak 21 kios.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.