KOMPAS.com - Suku Tolaki adalah salah satu suku yang terdapat di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Masyarakat Suku Tolaki mendiami daerah sekitar Kabupaten Kendari dan Konawe.
Berdasarkan asal-usulnya, suku Tolaki berasal dari Kerajaan Konawe. Raja Konawe yang terkenal, yaitu Haluoleo (delapan hari).
Masyarakat Suku Tolaki percaya bahwa mereka berasal dari Yunan yang berasimilasi dengan penduduk setempat.
Mata pencaharian suku Tolaki umumnya petani dan peladang yang handal. Mereka hidup dari hasil ladang dan sawah yang dilakukan secara goyong royong dan kekeluargaan.
Berdasarkan sejarah, keberadaan suku Tolaki tidak dapat dipisahkan dari Kalo atau Kalosara, sebagai benda yang disakralkan masyarakat hukum ada suku Tolaki.
Kalosara merupakan lambang pemersatu dan perdamaian yang sangat sakral dalam kehidupan suku Tolaki. Lambang tersebut selalu digunakan dalam setiap upacara suku Tolaki.
Baca juga: Babu Nggawi, Pakaian Adat Suku Tolaki
Secara fisik Kalosara berupa rotan berbentuk lingkaran yang dililitkan sebanyak tiga lilit dan salah satu ujung rotan yang dililitkan disimpulkan dan diikat. Sehingga, ujung rotan tersebut tersembunyi dalam simpul.
Rotan dililitkan memutar searah jarum jam. Salah satu ujung rotan yang lain dibiarkan mencuat keluar tanpa diikat dan disembunyikaan dalam simpul yang memiliki makna.
Makna rotan tersebut adalah jika dalam menjalankan adat terdapat kekurangan, maka kekurangan tersebut tidak boleh disampaikan kepada orang banyak.
Kalosara tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari suku Tolaki.
Kalosara sebagai simbol persatuan dan hukum adat yang selalu hadir dalam kehidupan orang Tolaki, misalkan penyelesaian konflik, perkawinan, menyambut tamu, hingga menyampaikan udangan lisan.
Dalam suku Tolaki, tokoh adat yang disebut Tolea dan Pabitara merupakan juru penerang adat yang bertugas menyampaikan pemberitahuan kepada masyarakat.
Tokoh ini menyampaikan berita dalam berbagai urusan-urusan penting keseharian. Tokoh ini juga berhak membawa Kalo atau Kalosara atas nama hukum adat dan menggunakannya di masyarakat suku Tolaki.
Namun Kalosara hanya dimengerti oleh orang-orang zaman dahulu, karena pada kenyataan banyak anak muda yang kurang memahami makna simbol-simbol Kalosara, khususnya dalam perkawinan adat suku Tolaki.
Baca juga: Tari Dinggu, Tari Tradisional Suku Tolaki Sulawesi Tenggara
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.