Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/01/2023, 21:38 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Jejak sejarah perkeretaapian di Magelang berada pada sisa bangunan Stasiun Kereta Api Secang.

Komplek Stasiun Secang saat ini dalam kondisi yang kurang baik, meskipun bagunan zaman Belanda ini masih terlihat kokoh.

Baca juga: Sejarah Stasiun Kereta Api Binjai yang Dibangun Sejak Zaman Belanda

Stasiun Kereta Api Secang dahulu terletak di jalur Semarang - Magelang - Yogyakarta yang kini telah dinonaktifkan

Walau begitu, bangunan Stasiun Kereta Api Secang memiliki nilai sejarah yang penting tentang perkembangan transportasi di masa lalu.

Baca juga: Sejarah Stasiun Balapan Solo, Ada Sejak Tahun 1864

Sejarah Stasiun Kereta Api Secang

Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, jalur kereta api ini dibangun oleh Naamloze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV.NISM).

Semula pembangunan jalur kereta api dilakukan dari Yogyakarta menuju Magelang.

Baca juga: Sejarah Stasiun Tanjung Priok, Bangunan Cagar Budaya Berumur 100 Tahun

Setelah selesai dibangunnya jalur kereta api dari Yogyakarta menuju Magelang, perusahaan NV.NISM kemudian melakukan perluasan jaringan dengan membangun jalur rel kereta api dari stasiun magelang ke kota bagian utara menuju Secang.

Jalur ini kemudian disambungkan ke jalur Temanggung-Parakan dan dilanjutkan ke jalur utara mencapai Stasiun Ambarawa dari Kedungjati.

Jalur kereta api ini dibangun untuk mengangkut berbagai hasil perkebunan yang berasal dari Magelang.

Desain bagunan Stasiun Secang mirip dengan Stasiun Bedono dan Jambu.

Adapun pada masa lalu, stasiun itu hanya digunakan sebagai transit penumpang yang hendak meneruskan perjalanan ke kota atau daerah tujuan.

Jalur kereta api dari Magelang menuju Secang selesai dan diresmikan pada 15 Mei 1903.

Pembangunan jalur kereta api tersebut kemudian dilanjutkan jalur Secang menuju Temanggung yang diresmikan pada 3 Januari 1907.

Adapun jalur Secang menuju Ambarawa beroperasi 1 Februari 1905 dan jalur Temanggung-Parakan beroperasi 1 Juli 1907.

Dilansir dari laman beritamagelang.id, menurut data dari kelompok pemerhati sejarah dan bangunan cagar budaya heritage, Komunitas Kota Toea Magelang menyebutkan bahwa jalur Magelang-Ambarawa berhenti aktif 1967.

Beberapa tahun kemudian, menyusul jalur kereta api Parakan-Secang yang berhenti aktif pada 1973.

Keberadaan jalur kereta api tersebut tidak bertahan lama, karena banyaknya transportasi lain sebagai pilihan.

Sementara ilansir dari laman heritage.kai.id, banjir lahar dingin Gunung Merapi pada Desember 1976 yang merusak Jembatan Krasak membuat jalur Yogyakarta-Magelang terputus.

Saat ini, selain tersisa bekas bangunan utama yang bercat putih, di halaman Stasiun Secang juga masih tersisa besi panjang rel kereta api.

Sayangnya, jika ditelusuri lebih lanjut maka jalur rel kereta api tersebut kini telah menghilang ditelan rumah-rumah penduduk.

Sumber:
 kebudayaan.kemdikbud.go.id  
 heritage.kai.id  
 beritamagelang.id  
 jogja.tribunnews.com  

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tak Ada Lagi Pendidikan Agama Konghucu di Sekolah Formal di Rembang, Ini Respons Kemenag

Tak Ada Lagi Pendidikan Agama Konghucu di Sekolah Formal di Rembang, Ini Respons Kemenag

Regional
Avanza Masuk Jurang Sedalam 25 Meter di Sumedang, 3 Tewas

Avanza Masuk Jurang Sedalam 25 Meter di Sumedang, 3 Tewas

Regional
Pernikahan Anak di Bawah Umur di Aceh Meningkat, Capai 1.310 Orang

Pernikahan Anak di Bawah Umur di Aceh Meningkat, Capai 1.310 Orang

Regional
7 Pria Pengungsi Rohingya Kabur dari Penampungan di Lhokseumawe

7 Pria Pengungsi Rohingya Kabur dari Penampungan di Lhokseumawe

Regional
Nagan Raya Tetapkan Status Darurat Banjir hingga 4 Desember 2023

Nagan Raya Tetapkan Status Darurat Banjir hingga 4 Desember 2023

Regional
4 Polisi Ambon Aniaya Pemuda, Polda Maluku: Proses Hukum Masih Jalan

4 Polisi Ambon Aniaya Pemuda, Polda Maluku: Proses Hukum Masih Jalan

Regional
Perjalanan Kasus Prada Y Bunuh Tunangan hingga Divonis Penjara Seumur Hidup, Korban Ditemukan Tinggal Kerangka

Perjalanan Kasus Prada Y Bunuh Tunangan hingga Divonis Penjara Seumur Hidup, Korban Ditemukan Tinggal Kerangka

Regional
Cara Kampung Yoboi Papua Merawat Alam, Sampah Ditukar Internet Gratis

Cara Kampung Yoboi Papua Merawat Alam, Sampah Ditukar Internet Gratis

Regional
Pemkot Pekanbaru Tak Anggarkan Pembangunan Gedung MPP yang Terbakar

Pemkot Pekanbaru Tak Anggarkan Pembangunan Gedung MPP yang Terbakar

Regional
Ganjar Pranowo Olahraga dan Sarapan Bubur di Merauke Sebelum ke NTT

Ganjar Pranowo Olahraga dan Sarapan Bubur di Merauke Sebelum ke NTT

Regional
Alot, Usulan Kenaikan UMK 2024 Kota Serang Belum Ada Titik Terang

Alot, Usulan Kenaikan UMK 2024 Kota Serang Belum Ada Titik Terang

Regional
Dikira Kucing, Warga Geger Ternyata Menemukan Bayi Dalam Kantong Plastik

Dikira Kucing, Warga Geger Ternyata Menemukan Bayi Dalam Kantong Plastik

Regional
Banjir di Nagan Raya Rusak Infrastruktur Senilai Rp 50 Miliar

Banjir di Nagan Raya Rusak Infrastruktur Senilai Rp 50 Miliar

Regional
Kasus Joki CPNS di Lampung 'Jalan di Tempat', Apa Kata Kapolda?

Kasus Joki CPNS di Lampung "Jalan di Tempat", Apa Kata Kapolda?

Regional
Korupsi Dana BKK dengan Kerugian Negara Rp 1,4 Miliar, Kejari Luwu Timur Tangkap HR

Korupsi Dana BKK dengan Kerugian Negara Rp 1,4 Miliar, Kejari Luwu Timur Tangkap HR

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com