KOMPAS.com - Sejumlah keluarga yang tinggal di Kampung Tambak Lorok, Tanjung Emas, Kota Semarang terpaksa mengungsi karena terdampak cuaca ekstrim.
Sebagian besar rumah warga yang berhadapan langsung dengan pantai rusak diterjang gelombang laut yang tinggi.
Warga Tambak Lorok, Sri Wahyuni mengaku tak bisa tidur karena gelombang laut yang masuk ke permukiman warga lebih besar dibandingkan dengan biasanya.
"Saya sampai tak bisa tidur air laut langsung terasa di tembok dan pintu rumah saya," kata dia.
Untuk itu, dia meminta agar Pemerintah Kota Semarang agar segera membangun sabuk pantai di Tambaklorok agar warga bisa tidur dengan tenang.
"Sabuk laut segera dibangun, masak kita mau seperti ini terus. Kasian anak-anak dan lansia," imbuhnya.
Baca juga: Pengungsi Akibat Cuaca Ekstrem di Tambaklorok Semarang Bertambah, Warga Tak Bisa Tidur dengan Tenang
Ketua RW 15 Tambak Lorok, Slamet Riyadi menjelaskan, para pengungsi merupakan warga yang rumahnya berada di titik rawan terkena gelombang laut.
"Sudah tiga hari ini gelombang laut tinggi sampai 4 meter," ujarnya.
Warga Tambak Lorok terpaksa diungsikan ke tempat yang lebih aman hingga waktu yang belum bisa ditentukan.
"Kita jaga-jaga gelombang tinggi terjadi lagi," paparnya.
Saat ini warga masih membutuhkan bantuan baik kebutuhan pokok maupun bahan material seperti tanah urug dan karung berisi pasir sebagai tanggul sementara.
"Kalau tidak dikasih karung berisi pasir itu pasti langsung menghantam rumah warga. Jadinya seperti ini. Tingginya air laut sampai 4 meter sudah sampai atap rumah warga," ungkapnya.
Kepala Bidang Penanganan Darurat (BPBD) Jateng, Dikki Rully mengatakan, cuaca ekstrem membuat puluhan rumah warga di Tambaklorok rusak.
"Yang rusak berat ada 17 rumah, yang mengungsi yang punya rumah itu.
Total ada 17 warga yang mengungsi sekarang," jelas dia, Jumat.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.