BIMA, KOMPAS.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengalami lonjakan pasien sebulan terakhir ini.
Kondisi itu membuat ruang perawatan yang berisi 65 tempat tidur penuh, sehingga pasien yang baru masuk terpaksa ditolak.
Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan 185 Unit Hunian Tetap Korban Banjir di Bima
Salah seorang warga di Kelurahan Tanjung, Tina mengatakan, saat ini RSUD Kota Bima tidak bisa menerima pasien rawat inap baru karena ruang perawatan penuh oleh pasien.
Hal itu dialaminya saat orangtua Tina dirujuk ke RSUD Kota Bima pada Selasa (27/12/2022) lalu.
"Semua ruangan penuh oleh pasien, ibu saya saja terpaksa rawat jalan karena tidak ada bed yang kosong," ungkap Tina, Kamis (29/12/2022).
Baca juga: Kader PDI-P di Bima Nekat Terobos Pengawalan dan Cegat Mobil Jokowi
Tina menyampaikan, sesuai keterangan dari tim medis di ruang IGD RSUD Kota Bima, ruang perawatan penuh karena banyak warga yang terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Setelah sempat menjalani pemeriksaan awal di rumah sakit, ibunya kini harus rawat jalan.
"Kebetulan saat dicek kondisi penyakit gula ibu saya tidak parah, makanya diarahkan rawat jalan. Kalau saat itu parah terpaksa cari rumah sakit lain, enggak mungkin tetap di sana karena tidak ada ruangan juga," jelasnya.
Direktur RSUD Kota Bima, Faturrahman membenarkan bahwa ruang perawatan di rumah sakit saat ini penuh oleh pasien.
Kondisi ini terjadi karena adanya lonjakan pasien selama sebulan terakhir, mulai dari warga terjangkit DBD hingga penyakit berbasis lingkungan lainnya.
"Full bed bukan karena pasien DBD saja, tapi pasien yang dirawat lagi meningkat," kata Faturrahman saat dihubungi, Kamis.
Baca juga: Presiden Jokowi Tiba di Bima, Disambut Tarian Wura Bongi Monca
Penuhnya ruang perawatan membuat pihak rumah sakit terpaksa menolak pasien baru, terutama mereka yang tidak membutuhkan penanganan darurat.
Bagi pasien darurat, lanjut dia, tim medis akan tetap memberikan penanganan awal, kemudian mengupayakan ruang perawatan di rumah sakit lain di Kota Bima.
"Kalau darurat kita tangani dulu di IGD, jika tidak parah kita arahkan langsung ke rumah sakit lain," ujarnya.
Baca juga: Dijadwalkan Tiba Hari Ini, Berikut Agenda Presiden Jokowi di Bima
Selain karena ruang penuh, penolakan juga dilakukan untuk memaksimal penanganan terhadap pasien tersebut.
Jika dibiarkan bertahan penanganan tidak akan berjalan maksimal, dan tentu membahayakan kesehatan pasien tersebut.
"Ndak mungkin kita biarkan terus di sana, nanti ndak akan maksimal penanganannya," kata Faturrahman.
Untuk diketahui, RSUD Bima saat ini hanya memiliki 65 tempat tidur untuk penanganan pasien.
Terbatasnya tempat tidur tersebut karena rumah sakit ini masih berstatus Tipe D. Selain itu, satu ruang perawatan yang berisi 10 tempat tidur kini dalam proses renovasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.